Update Polling CNBC Indonesia

Kepada Saudara Resesi, Waktu dan Tempat Dipersilakan...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 November 2020 13:32
Thamrin City
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Menambah proyeksi Mirae Asset

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebenaran itu akan segera terungkap. Tidak lama lagi akan ada jawaban apakah Indonesia sudah resesi atau belum. Walau data-data yang mengarah ke sana sudah sangat kuat, tetapi sepanjang belum ada pengumuman resmi maka Indonesia belum bisa dibilang resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 pada 5 November. Sebagai catatan, pada kuartal sebelumnya Produk Domestik Indonesia (PDB) tumbuh negatif atau terkontraksi 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Jadi kalau sampai PDB menyusut lagi pada kuartal III-2020, maka Indonesia resmi masuk jurang resesi karena terjadi kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut.

Sayangnya, sepertinya itu yang akan terjadi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB Ibu Pertiwi tumbuh -3,13% YoY pada periode Juli-September 2020. Kontraksi dua kuartal beruntun, selamat datang wahai resesi...

Institusi

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III QtQ (%)

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III YoY (%)

Pertumbuhan Ekonomi 2020 YoY (%)

CIMB Niaga

5.26

-3.3

-

Maybank Indonesia

5.63

-2.96

-1.39

BNI Sekuritas

5.68

-2.91

-1.77

ANZ

5.6

-3

-2

ING

-

-5.6

-

Citi

5.1

-3.5

-

Moody's Analytics

-

-4.5

-

Standard Chartered

6.06

-2.6

-

DBS

-

-3.2

-

Bank Permata

5.44

-3.13

-

BTN

4.8

-3.7

-

Bank Mandiri

5.7

-2.9

-

BCA

-

-3.23

-

Bank Danamon

-

-2.84

-1.56

Mirae Asset

-

-3.1

-

MEDIAN

5.6

-3.13

-1.665

Oke, Indonesia memang (akan) resesi. Namun bukan berarti tidak ada kabar baik. Malah ada beberapa kabar menggembirakan.

Pertama, kontraksi ekonomi tidak sedalam pada kuartal II-2020. Artinya, badai sudah berlalu, the worst is over. Ekonomi Indonesia sudah menyentuh 'kerak neraka' dan rasanya tidak akan lebih buruk lagi.

Kemudian secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), PDB diperkirakan tumbuh positif pada kuartal III-2020. Bahkan cukup tinggi yaitu mencapai 5,6%.

Jika terwujud, maka akan menjadi pertumbuhan pertama dalam tiga kuartal terakhir. Tidak cuma itu, pertumbuhan 5,6% juga akan menjadi yang tertinggi sejak kuartal III-1997.

"Dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal III-2020, kontraksi ekonomi Indonesia akan melandai. Relaksasi PSBB membuat aktivitas ekonomi mulai bergerak, meski masih ada pembatasan. Mobilitas warga pun meningkat," kata Radhika Rao, Ekonomi DBS, dalam risetnya.

Ya, pada kuartal III-2020 pemerintah mulai melonggarkan PSBB karena penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang melambat. Sepanjang kuartal III-2020, rata-rata tambahan pasien positif corona adalah 2.494 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 'hanya' 590 orang per hari.

Namun secara persentase, laju pertumbuhan kasus melambat. Rata-rata penambahan kasus baru pada kuartal III-2020 adalah 1,79% per hari. Jauh melambat dibandingkan kuartal II-2020 yang sebesar 4,11% per hari.

Sementara sejumlah kecil ekonom memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020. Mediannya adalah -1,665%. Artinya, ekonomi Tanah Air pada kuartal IV-2020 kemungkinan akan lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya.

"Perbaikan masih terjaga memasuki awal kuartal IV-2020 karena PSBB tidak lagi diketatkan dan terjadi peningkatan penyerapan anggaran negara. Indonesia sepertinya akan mengalami pemulihan ekonomi yang berbeda di setiap daerah (two speed recovery), seperti yang terjadi di regional," lanjut Rao.

Salah satu data yang memberi keyakinan terhadap pemulihan ekonomi pada kuartal pemungkas ini adalah aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Oktober 2020, skor PMI manufaktur Indonesia berada di 47,8, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 47,2.

Memang dunia usaha belum melakukan ekspansi, karena PMI masih di bawah 50. Namun sudah ada perbaikan, karena PSBB (terutama di DKI Jakarta) sudah tidak ketat lagi.

"Dampak pelonggaran PSBB pada pertengahan Oktober akan terlihat pada November. Namun dengan ketidakpastian ke mana kurva kasus corona akan mengarah, perbaikan selanjutnya akan sangat tergantung dari kehadiran vaksin anti-virus corona. Sepanjang masih belum ada kepastian, aktivitas ekonomi masih akan lambat dalam beberapa bulan ke depan," papar Bernard Aw, Principal Economist HIS Markit, seperti dikutip dari siara tertulis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular