Newsletter

'Joget' TikTok Bisa Buat IHSG-Rupiah Ceria Hari ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 September 2020 06:20
Japan Financial Markets
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Kabar buruk pada pekan lalu terkait TikTok akan menjadi kabar positif di awal pekan ini yang bisa membuat pasar saham ceria.

Presiden Donald Trump pada Sabtu (19/9/2020) telah menyetujui kesepakatan secara prinsip antara Oracle dan Walmart yang akan menjadi mitra dengan TikTok di AS. Dengan demikian, TikTok tidak tidak jadi diblokir di AS Minggu kemarin.

Hal ini tentunya menjadi kabar bagus yang bisa membuat hubungan AS dengan China membaik.

"Saya sudah merestui kesepakatan itu, jika mereka menyelesaikannya itu akan bagus, jika tidak juga tidak apa-apa. Saya menyetujui kesepakatan secara prinsip," kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International, Sabtu (19/9/2020).

Setelah pernyataan tersebut, Oracle mengumumkan menjadi provider cloud TikTok dan menjadi pemegang saham minoritas sebesar 12,5%. TikTok juga mengkonfirmasi pernyataan Oracle, serta menambahkan sedang bernegosiasi dengan Walmart sebagai mitra komersial.

Sementara Walmart, mengatakan untuk sementara setuju membeli 7,5% saham TikTok, sehingga ByteDance selaku induk TikTok akan memiliki 80% saham.

TikTok juga mengatakan akan memperluas kantor pusatnya di AS, dan membuka 25.000 lowongan di seluruh AS.

"Joget" TikTok di AS tersebut tentunya bisa memberikan sentimen positif di awal pekan ini, tidak hanya ke IHSG, rupiah dan SUN tentunya juga akan terangkat saat sentimen pelaku pasar membaik.

Kala sentimen pelaku pasar membaik, aliran modal tentunya masuk ke Indonesia yang memberikan imbal hasil tinggi. SUN akan kembali diburu investor asing, dan menjadi modal bagi rupiah untuk kembali menguat.

Seperti disebutkan sebelumnya, The Fed pada pekan lalu menyatakan suku bunga <0,25% akan ditahan hingga tahun 2023. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4%. Dengan demikian suku bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan pada September ini dengan mempertimbangkan berbagai hal mulai dari inflasi hingga sistem keuangan baik di domestik maupun global.

"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah inflasi yang diperkirakan tetap rendah," ujar Perry melalui konferensi pers virtual, Kamis (17/9/2020).

Dengan dipertahankannya suku bunga sebesar 4%, imbal hasil berinvestasi di Indonesia menjadi relatif lebih tinggi, sehingga lebih menarik bagi investor khususnya ketika kondisi perekonomian mulai global mulai bangkit.

Untuk diketahui, yield SUN tenor 10 tahun saat ini di level 6,915% sementara obligasi AS (Treasury) tenor yang sama di level 0,6940%. Artinya ada selisih yield lebih dari 6%. Itu pun belum dipotong inflasi, yang bisa jadi membuat real return Treasury AS menjadi minus. Sehingga saat sentimen pelaku pasar membaik, karena TikTok, aliran modal akan kembali ke pasar obligasi dalam negeri, harganya akan menguat, dan menjadi modal bagi rupiah untuk kembali menguat.

Selain itu, bank sentral China (People's Bank of China) PBC hari ini akan mengumumkan suku bunga loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun dan 5 tahun. Konsensus di Trading Economics menunjukkan LPR tenor 1 tahun tetap dipertahankan di 3,85%, dan LPR 5 tahun di 4,65%.

Tetapi jika ada kejutan penurunan suku bunga maupun pelonggaran lainnya, sentimen pelaku pasar tentunya akan semakin membaik.

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular