Newsletter

'Joget' TikTok Bisa Buat IHSG-Rupiah Ceria Hari ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 September 2020 06:20
Wall Street
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Berlanjutnya aksi jual di saham-saham teknologi membuat Wall Street membukukan penguatan 3 pekan beruntun. Sebagai kiblat bursa saham dunia, buruknya kinerja Wall Street tentunya membebani kinerja IHSG pada pekan lalu hingga sempat melemah 3 hari beruntun. Menjadi penurunan mingguan terpanjang sejak tahun lalu.

Bursa saham AS sebenarnya masih menguat di awal pekan, aksi jual terjadi di 3 perdagangan terakhir.

Indeks S&P 500 melemah 0,64% ke 3.319,47. S&P 500 kini berada di level terendah sejak 5 Agustus, dan sudah merosot lebih dari 7% sejak mencapai rekor penutupan tertinggi sepanjang masa pada 2 September lalu.

Indeks Dow Jones melemah tipis 0,03% ke 27.657,42 sepanjang pekan lalu, sementara indeks Nasdaq melemah 0,56% ke 10.793,282.

Saham-saham raksasa teknologi mengalami penurunan tajam pada pekan lalu. Facebook dan Amazon melemah lebih dari 5%. Alphabet, Netflix, Apple, dan Microsot juga mengalami kemerosotan. Sepanjang September, semua saham teknologi tersebut mengalami penurunan setidaknya 10%, Apple bahkan turun 17,2%. Sementara sejak mencapai puncak tertinggi, saham Apple sudah merosot 22,6%, dan kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 500 miliar.

Aksi jual di Wall Street juga terjadi belum adanya tanda-tanda stimulus tambahan guna menanggulangi pandemi penyakit virus corona (Covid-19) dan membangkitkan kembali perekonomian.

The Fed saat mengumumkan kebijakan moneter menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih akan dilakukan dengan nilai yang sama seperti saat ini. Artinya, tidak ada stimulus tambahan dari bank sentral paling powerful di dunia tersebut.

Sementara itu dari pemerintah, Presiden AS Donald Trump, mengindikasikan stimulus yang lebih besar dari US$ 2 triliun. Meski demikian Partai Republik, dan Demokrat masih belum sepakat akan besarnya stimulus tambahan yang akan digelontorkan.

Ketegangan AS dengan China juga memperburuk sentimen pelaku pasar, hal ini terjadi setelah Pemerintah AS mengatakan akan memblokir TikTok dan WeChat pada minggu (20/9/2020). Rencana tersebut muncul di tengah upaya Oracle menjadi mitra TikTok di AS, dan menjadi pemegang sama minoritas.

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular