Newsletter

Jakarta: Maju Kotanya, #dirumahaja Warganya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2020 06:00
Ilustrasi Mata Uang
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kabar gembira dari Wall Street yang berhasil bangkit. Semoga aura positif dari Wall Street bisa menjadi penyemangat investor di Asia, termasuk Indonesia.

Sentimen kedua adalah harga minyak yang kembali naik setelah merosot tajam. Pada pukul 02:19 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 2,29% sementara light sweet melesat 3,48%.

Sepertinya kepanikan gara-gara diskon harga minyak Saudi Aramco sudah reda. Pasar sudah tenang, investor sudah kembali rasional.

"Saat produsen minyak besar dari Timur Tengah bersedia mengobral harga, sangat normal investor merespons dengan kepanikan. Sekarang situasinya sudah lebih baik," sebut Paola Rodriguez-Masiu, Senior Oil Market Analyst di Rystad Energy, seperti dikutip dari Reuters.

Namun ke depan, prospek harga si emas hitam masih rawan koreksi. Sebab permintaan masih lemah, sementara pasokan cukup berlimpah.

"Dalam jangka pendek, fundamental pasar minyak masih rentan. Pemulihan permintaan belum kuat, sementara stok banyak dan margin pengolahan rendah," sebut riset Morgan Stanley.

Setidaknya pasar komoditas sekarang sudah kalem. Ini membuat risiko guncangan di pasar keuangan ikut reda.

Sentimen ketiga adalah nilai tukar dolar AS, yang mulai menunjukkan tanda-tanda kembali melemah. Pada pukul 02:26 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback d hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,2%.

Sepertinya tren penguatan mata uang Negeri Paman Sam mulai mentok. Maklum, Dollar Index sudah melonjak 1,21% sejak awal bulan ini. Akan tiba saatnya di mana investor ingin mencairkan keuntungan.

Selain itu, tekanan terhadap dolar AS disebabkan oleh kabar baik dari Eropa. Bloomberg melaporkan, seperti dikutip dari Reuters, bank sentral Uni Eropa (ECB) memang akan merevisi proyeksi inflasi tahun ini, tetapi tidak signifikan. Dibandingkan dengan proyeksi yang dibuat pada Juni, tidak ada perubahan besar.

Bahkan ada kemungkinan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 direvisi ke atas, alias membaik. Isabel Schnabel, Anggota Dewan Gubernur ECB, menyebut bahwa perkembangan yang terjadi masih sejalan dengan ekspektasi.

ecbECB

"Sepertinya ada hawa pemulihan yang kuat di Eropa. Memang perlu waktu untuk membuktikannya, tetapi rasanya tidak seburuk perkiraan sebelumnya," ujar Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, sebagaimana diwartakan Reuters.

Perkembangan ini membuat investor kembali melirik Benua Biru sebagai lokasi untuk menanamkan modal. Pada pukul 02:39 WIB, mata uang euro menguat 0,25% terhadap dolar AS. Tidak hanya euro, sepertinya mata uang Asia juga berpeluang terapresiasi hari ini.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular