Terbang Tinggi atau Jeblok, Nasib Euro Ditentukan Besok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 September 2020 19:48
FILE PHOTO: New 100 and 200 euro banknotes are displayed in Vienna, Austria, September 17, 2018. REUTERS/Heinz-Peter Bader/File Photo
Foto: euro (REUTERS/Heinz-Peter Bader)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam enam hari beruntun hingga Selasa kemarin, dan masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu (9/9/2020). Bank sentral Eropa (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis besok menjadi penekan mata uang 19 negara ini.

Pada pukul 19:24 WIB, euro melemah 0,13% di US$ 1,1766. Sementara dalam 6 perdagangan terakhir, euro melemah 1,36%.

Pada Selasa (1/9/2020) lalu, euro menyentuh level US$ 1,2000 melawan dolar AS. Kali terakhir euro menyentuh US$ 1,2000 pada awal Mei 2018, artinya posisi tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari 2 tahun terakhir.

Setelah mencapai level tersebut, euro mulai berbalik melemah akibat "dicolek" oleh ekonom European Central Bank (ECB) Philip Lane. Selasa lalu, ketika kurs euro menyentuh level US$ 1,2000, Lane mengatakan nilai tukar euro-dolar AS "penting" dalam menentukan kebijakan moneter.

Pernyataan tersebut menjadi indikasi ECB kemungkinan akan bertindak untuk meredam penguatan euro. Pemulihan ekonomi yang mengalami resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) akan semakin sulit jika kurs euro terus menguat. Inflasi juga akan terus berada di level rendah, bahkan muncul risiko deflasi.

ECB tidak bisa melakukan intervensi langsung dengan tujuan mendevaluasi kurs euro karena akan dianggap sebagai manipulasi mata uang, sehingga tindakan yang diambil bank sentral tersebut kemungkinan terbatas di intervensi verbal.

Meski demikian, pernyataan Lane mengenai nilai tukar euro tersebut dikatakan masih perlu didalami lagi apakah termasuk intervensi verbal atau bukan.

"Apakah pernyataan Lane menjadi penanda intervensi verbal pertama yang dilakukan masih harus di dalami lagi, tetapi itu bisa menjadi penanda penguatan euro akan menjadi sorotan saat konferensi pers ECB 10 September mendatang," kata Fransesco Pesole, ahli strategi di ING Bank.

ECB di bawah komando Christine Lagarde akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis besok, yang bisa jadi akan menentukan apakah kurs euro akan terbang tinggi atau berbalik jeblok. 

Nilai tukar euro sudah mencapai level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun terakhir, tetapi menurut Reuters, indeks euro kini sudah berada di level tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

"Penguatan euro sangat luar biasa, dan ECB harus merespon itu," kata Jim Caron, manajer fixed income portofolio di Morgan Stanley Investment Management, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (7/9/2020).

"Apakah mereka (ECB) akan mengatakan sesuatu seperti 'kami akan melakukan intervensi?' Kami pikir mereka tidak akan mengatakan itu, tetapi itu akan membawa kurs euro menguat kembali," tambahnya.

Pernyataannya Lagarde terkait kurs euro menjadi salah satu momen yang akan paling dinanti pelaku pasar besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular