Newsletter

Ada Update Obat Virus Corona, Pasar RI Ceria Gak Ya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 July 2020 06:05
IHSG Bursa Efek Indonesia.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Selain tren kenaikan kasus Covid-19, hubungan AS dan China juga menjadi perhatian pelaku pasar. Melansir CNBC International, Presiden AS, Donald Trump mengatakan saat ini ia tidak berfokus pada peluang terjadinya kesepakatan dagang fase II dengan China. Trump menambahkan hubungan dengan China sudah "sangat rusak" akibat pandemi Covid-19.

Trump sebelumnya memang berulang kali menyalahkan China sebagai penyebab pandemi Covid-19, hingga membuat perekonomian AS dan dunia nyungsep.

Pernyataan Trump tersebut tentunya memberikan dampak negatif di pasar finansial.

Namun kabar baiknya, China menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang cukup cepat, membuat indeks Shanghai Composite melesat lebih dari 7% pada pekan lalu, dan kurs yuan menguat nyaris 1%.

Seperti disebutkan di halaman 1, China pakan pekan lalu melaporkan data kenaikan inflasi. Pada pekan sebelumnya, IHS Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Negeri Tiongkok bulan Juni naik menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 50,6.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi dan di atasnya berarti ekspansi.

Dengan demikian, China masih mempertahankan bahkan menambah laju ekspansi di bulan Juni, meski virus corona sempat menyerang ibu kota Beijing.
Sejak dilanda Covid-19, sektor manufaktur China hanya mengalami kontraksi di bulan Februari (angka indeks sebesar 35,7) setelahnya, mencatat ekspansi dalam 4 bulan beruntun.

Data-data dari China tersebut tentunya memberikan harapan perekonomian global akan segera bangkit dan terhindar dari resesi, atau setidaknya tidak mengalami resesi panjang.

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular