Hati-hati, Sri Mulyani & Morgan Stanley Ramal RI Bisa Resesi!

Sentimen ketiga, pelaku pasar perlu mencerna proyeksi ekonomi terbaru. Pada kuartal II-2020, pemerintah sudah memberi prakiraan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi -3,1%.
Awalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa ekonomi akan kembali tumbuh positif pada kuartal III-2020 meski hanya mendekati 0%. Dengan begitu, Indonesia bisa terhindar dari resesi karena kontraksi tidak terjadi pada dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.
Namun terjadi dinamika, dan pemerintah keluar dengan 'ramalan' terbaru. Sri Mulyani menyebutkan sebenarnya ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 1,4% pada kuartal III dan IV, dengan syarat belanja negara terserap dengan baik dan PSBB terus direlaksasi.
"Kalau tidak, maka (pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020) bisa -1,6%. Itu technically resesi. Kalau kuartal III negatif, secara teknis Indonesia bisa masuk ke zona resesi," ungkap Sri Mulyani.
Tidak hanya Sri Mulyani, sejumlah pihak lain juga memperkirakan Indonesia akan masuk ke jurang resesi pada tahun ini. Salah satunya adalah Morgan Stanley.
Bank ternama asal AS itu memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 terkontraksi -5%. Dilanjutkan dengan kontraksi pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 masing-masing -1,5% dan -0,5%. Ini membuat ekonomi Ibu Pertiwi sepanjang 2020 mengkerut -1%.
![]() |
"Kami menilai ada negara-negara yang sudah mulai membuka kembali aktivitas publik tetapi penambahan kasus baru relatif terkendali, seperti China, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Thailand, dan Malaysia. Risikonya ada di Indonesia, India, dan Filipina," sebut riset terbaru Morgan Stanley.
Awalnya Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Indonesia bisa pulih pada kuartal IV-2020 atau kuartal I-2021. Namun dengan perkembangan kasus corona yang belum stabil, yang mungkin bisa berujung kepada upaya penanganan lebih ketat, pertumbuhan ekonomi akan terdampak.
"Jika puncak pandemi corona belum terlihat sampai kuartal III-2020, maka jalan menuju pemulihan ekonomi akan semakin panjang," tulis riset Morgan Stanley.
So, situasinya kini menjadi agak gloomy. Prospek pemulihan ekonomi Iyang masih penuh tanda tanya bisa membuat investor ragu masuk ke pasar keuangan Indonesia. Kalau ini terjadi, maka sulit bagi IHSG, rupiah, dan obligasi pemerintah untuk menguat.
