Newsletter

Awas Kebanting! Jangan 'Ugal-ugalan' Menyambut New Normal

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 June 2020 06:05
New York Stock Exchange
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Bursa saham AS (Wall Street) kembali menguat pada perdagangan Selasa kemarin, meski Presiden Donald Trump mengancam akan menurunkan militer guna meredam demonstrasi yang berujung kerusuhan. New normal lagi-lagi berada di balik penguatan Wall Street.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan sebesar 1,1% ke 25.742,65, disusul S&P 500 +0,8% ke 3.080,82, dan Nasdaq +0,6% ke 9.608,37.
Demonstrasi yang berujung kerusuhan di AS sudah berlangsung selama 7 hari. Presiden Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer dan petugas penegak hukum untuk mengamankan demo anti-rasisme.



"Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Senin (1/6/2020).

"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Pengawal Nasional (Garda Nasional) dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

"Jika kota atau negara bagian menolak mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti warga mereka, saya akan menurunkan pasukan militer AS dan segera menyelesaikan masalah mereka," tegas Trump.



Meski kerusuhan terus berlanjut, tetapi Wall Street masih tetap melaju kencang. Ketiga indeks utama sudah membukukan penguatan pada periode April-Mei, indeks S&P 500 bahkan sudah melesat 40% dari level terendah akhir Maret ketika mengalami aksi jual masif.

Pasar saham seakan mengabaikan situasi di AS.

"Pasar merupakan sebuah mekanisme melihat ke depan. 3 bulan dari sekarang, atau 9 bulan dari sekarang semua akan terkendali. Perekononomian akan kembali, earning juga pulih" kata Steven DeSanctis, ahli strategi saham di Jefferies.

Tetapi para analis lain mengatakan kerusuhan baru akan berdampak ke pasar jika berlangsung hingga musim panas, yang dapat mengganggu rencana membuka kembali perekonomian, serta dapat menekan tingkat keyakinan konsumen.

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular