
Newsletter
Libur Telah Usai, Saatnya New Normal Ambil Kendali Pasar?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 May 2020 06:10

Untuk perdadagangan perdana pekan ini, investor patut mencermati beberapa sentimen yang bakal jadi penggerak pasar hari ini. Sentimen yang harus dicermati adalah perkembangan terkait pelonggaran lockdown dan reopening dari perekonomian pasca jumlah kasus melandai.
Selama ini pelonggaran lockdown dan segala tetek-bengeknya menjadi faktor yang membuat pasar jadi bergairah. Jika pencabutan lockdown secara gradual dan strategi hidup di era new normal tidak menunjukkan adanya indikasi lonjakan jumlah kasus baru maka hal ini jelas akan jadi sentimen positif yang bakal mengerek naik kinerja aset-aset finansial.
Sentimen kedua yang juga positif kini datang dari perkembangan vaksin penangkal corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.
Hasil uji klinis tahap awal ini dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat lalu (22/5//2020). Vaksin potensial bernama Ad5-nCoV, telah disetujui untuk uji coba manusia pada bulan Maret.
Uji coba dilakukan pada peserta berusia 18 hingga 60 tahun dan menerima dosis rendah, sedang atau tinggi. Ada 36 orang di masing-masing dari tiga kelompok dosis rendah, sedang dan tinggi.Pasien yang mendapat dosis vaksin rendah dan menengah mulai menunjukkan adanya antibodi penawar dibandingkan dengan pasien dalam kelompok dosis tinggi.
Menurut para ahli, konsentrasi antibodi merupakan faktor penting dalam melindungi dari dari virus. Para peneliti juga menganjurkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan uji coba dengan lebih banyak relawan sebelum vaksin masuk ke tahap selanjutnya.
"Hasil ini merupakan tonggak penting," ujar Wei Chen, profesor di Institut Bioteknologi Beijing dan pemimpin penelitian kepada para media, seperti dikutip dari CNBC International, Minggu (24/5/2020).
"Namun harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tantangan dalam pengembangan vaksin Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemampuan untuk memicu respons kekebalan ini tidak selalu menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan dapat melindungi manusia dari Covid-19."
Saat ini AS dan China seolah sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin. AS dengan mRNA-1273 produksi Moderna, China dengan Ad5-nCoV-nya produksi Cansino Biologics. Perkembangan positif terkait vaksin dan pelonggaran lockdown cenderung membuat risk appetite investor membaik. (twg)
Selama ini pelonggaran lockdown dan segala tetek-bengeknya menjadi faktor yang membuat pasar jadi bergairah. Jika pencabutan lockdown secara gradual dan strategi hidup di era new normal tidak menunjukkan adanya indikasi lonjakan jumlah kasus baru maka hal ini jelas akan jadi sentimen positif yang bakal mengerek naik kinerja aset-aset finansial.
Sentimen kedua yang juga positif kini datang dari perkembangan vaksin penangkal corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.
Hasil uji klinis tahap awal ini dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat lalu (22/5//2020). Vaksin potensial bernama Ad5-nCoV, telah disetujui untuk uji coba manusia pada bulan Maret.
Uji coba dilakukan pada peserta berusia 18 hingga 60 tahun dan menerima dosis rendah, sedang atau tinggi. Ada 36 orang di masing-masing dari tiga kelompok dosis rendah, sedang dan tinggi.Pasien yang mendapat dosis vaksin rendah dan menengah mulai menunjukkan adanya antibodi penawar dibandingkan dengan pasien dalam kelompok dosis tinggi.
Menurut para ahli, konsentrasi antibodi merupakan faktor penting dalam melindungi dari dari virus. Para peneliti juga menganjurkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan uji coba dengan lebih banyak relawan sebelum vaksin masuk ke tahap selanjutnya.
"Hasil ini merupakan tonggak penting," ujar Wei Chen, profesor di Institut Bioteknologi Beijing dan pemimpin penelitian kepada para media, seperti dikutip dari CNBC International, Minggu (24/5/2020).
"Namun harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tantangan dalam pengembangan vaksin Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemampuan untuk memicu respons kekebalan ini tidak selalu menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan dapat melindungi manusia dari Covid-19."
Saat ini AS dan China seolah sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin. AS dengan mRNA-1273 produksi Moderna, China dengan Ad5-nCoV-nya produksi Cansino Biologics. Perkembangan positif terkait vaksin dan pelonggaran lockdown cenderung membuat risk appetite investor membaik. (twg)
Next Page
Factors to Watch : Washington-Beijing Soal Hong Kong & Penantian New Normal A La Indonesia
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular