Newsletter

Pasien COVID-19 Dunia Sudah Tembus Sejuta, Mau ke Mana Kita?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 April 2020 06:18
Wall Street Yakin Pasar Minyak Membaik
Foto: Social Distancing (Claudio Furlan/LaPresse via AP)

Bursa saham Amerika Serkat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Kamis kemarin (2/4/2020), menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia yang menghapus kekhawatiran akan anjloknya industri energi di AS.

Perdagangan kemarin tercatat menjadi salah satu yang volatil menyusul rilis data klaim asuransi penganggur yang mencapai 6,6 juta, di tengah penghentian bisnis akibat wabah COVID-19. Namun, pasar memilih belanja saham terlebih dahulu.

Dow Jones Industrial Average melompat 469,93 poin, atau 2,2%, menjadi 21.413,44. Indeks S&P 500 naik 2,3% ke 2.526,9 sedangkan Nasdaq merangkak naik 1,7% menjadi 7.487,31. Ayunan sangat lebar, dengan kenaikan tertinggi mencapai 534 poin, atau lebih dari 2% dan koreksi terbesar mencapai lebih dari 200 poin.

Presiden AS Donald Trump kepada CNBC International mengatakan bahwa dia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman untuk mendorong pemangkasan produksi minyak hingga 10 juta barel.

Akibatnya, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pun meroket 24%. Saham Chevron dan Exxon Mobil pun mengikuti, dengan menguat masing-masing 11% dan 7,7%`dan menjadi pendorong penguatan Dow Jones. Indeks saham sektor energi di S&P 500 melesat 9,1%.

Pelaku pasar memperhatikan isu harga minyak secara lekat karena longsornya harga energi utama dunia (hingga sebesar 63% sepanjang tahun ini) telah memukul industri minyak shale di negara tersebut, yang membuka lapangan kerja bagi jutaan warga AS.

Namun, data klaim asuransi pengangguran itu menunjukkan bahwa dampak COVID-19 terhadap perekonomian jauh lebih buruk dari perkiraan. Menurut data Johns Hopkins University, ada 1.000.000 kasus COVID-19 di seluruh dunia, dengan 236.000 di antaranya di AS.

“Beritanya buruk dan saya tidak tahu kenapa estimasi pasar dalam dua pekan terakhir jauh terlampaui tapi kita semua tahu seberat apa keadaannya,” tutur Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group sebagaimana dikutip CNBC International (ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular