Newsletter

Vivere Pericoloso! Hope for The Best, Prepare for The Worst

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 March 2020 06:23
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini: Kasus COVID-19 di Dunia
Foto: Wabah virus COVID-19 di Italia. (AP/Luca Bruno)
Dengan pasar yang masih berpotensi besar untuk bergejolak, investor perlu mencermati beberapa sentimen yang akan menjadi penggerak pasar pada perdagangan hari ini. Pertama, investor perlu mencermati performa bursa saham Paman Sam pada perdagangan Senin (16/3/2020) waktu setempat.

Tadi pagi, Wall Street ditutup anjlok signifikan. Tentu hal ini bukan kabar bagus untuk bursa saham kawasan Benua Kuning yang akan buka pada pagi hari ini, termasuk untuk pasar saham tanah air.

Sentimen kedua yang perlu dicermati investor untuk perdagangan hari ini masih terkait dengan COVID-19, terutama fokus pada perkembangan kasus dan respons berbagai negara di dunia dalam menghadapi pandemi yang sekarang menjangkiti lebih dari separuh negara di dunia.

Data kompilasian John Hopkins University CSSE menunjukkan, hingga Selasa (17/3/2020) pukul 04.32 WIB total kasus kumulatif infeksi COVID-19 secara global mencapai 181.200. Jumlah korban meninggal mencapai 7.115.

Untuk pertama kalinya jumlah kasus di luar China, totalnya melampaui total kasus kumulatif di Tiongkok. Di China total kasus mencapai angka 81.000, sementara kasus di luar China mencapai lebih dari 100.000.



Artinya dalam satu hari kasus di luar China bertambah hampir 20.000. Angka yang fantastis tentunya untuk sebuah wabah. Jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar China terus bertambah.

Italia saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China (27.980 kasus). Saat ini seluruh Italia berada dalam karantina. Perdana Menteri Giuseppe Conte mulai memberlakukan kebijakan lockdown satu negara sejak pekan lalu. Warga Italia tidak diperbolehkan untuk keluar rumah kecuali untuk bekerja atau ada urusan mendesak lainnya.

Negara kawasan Eropa lain yang juga terjangkit COVID-19 dan melaporkan jumlah kasus di atas 1.000 antara lain Spanyol (9.942 kasus), Jerman (7.272 kasus), Perancis (6.650), Swiss (2.200 kasus), Belanda (1.414 kasus), Norwegia (1.333 kasus), Swedia (1.103 kasus), Belgia (1.058 kasus) dan Austria (1.018) kasus. Sementara itu di Inggris sudah mencapai 1.551 kasus.

Untuk mencegah penyebaran virus agar tak semakin meluas, Presiden Komisi Eropa (European Commission) mengajukan proposal untuk melarang turis asing non-esensial (tidak berkepentingan mendesak) masuk ke Eropa selama 30 hari.

“Kita harus mengurangi tekanan yang terjadi pada sistem kesehatan kita” kata Ursula von der Leyen, Presiden Eruopean Commission dalam sebuah video, melansir CNBC International.

Kini usulan tersebut sedang menunggu persetujuan dari masing-masing pemerintah anggota Uni Eropa yang diharapkan mencakup 30 negara dengan harapan Inggris dan Irlandia juga setuju dengan usulan tersebut.

Beberapa jam setelah proposal tersebut diajukan, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan untuk melarang orang yang tidak berkewarganegaraan Kanada untuk masuk ke negaranya.

“Kita kan menolak orang-orang yang bukan warga negara Kanada untuk masuk ke Kanada” kata Trudeau. Saat ini Perdana Menteri Kanada itu tengah diisolasi setelah istrinya Sophie Gregoire dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Beralih ke Negeri Paman Sam. Jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS juga terus bertambah. Kemarin, Presiden ke-45 AS Donald Trump mengatakan AS diperkirakan mampu mengontrol wabah COVID-19 paling cepat Juli atau Agustus.

Untuk mengurangi potensi penyebaran virus, pemerintahan Trump berencana untuk melakukan karantina pada beberapa tempat yang jadi pusat penyebaran atau ‘hot spots’. Trump untuk sementara ini tak berencana untuk mengkarantina satu negara seperti yang dilakukan di Italia. (twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular