
Newsletter
Corona Resmi Pandemi, Wall Street Jatuh Lagi, Macam Mana Ini?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 March 2020 05:52

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang tidak menggembirakan. Melihat Wall Street yang 'terbakar' begitu rupa, bisa-bisa investor di pasar keuangan Asia sudah kalah mental terlebih dulu.
Sentimen kedua adalah perkembangan penyebaran virus corona. Seperti yang disebutkan oleh Anthony Fauci, situasi sepertinya bakal terus memburuk.
Pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk melarang warganya bepergian ke Eropa. Bahkan kemungkinan pemerintah AS bakal melarang warga Eropa untuk menginjak tanah Negeri Adidaya.
"Saya siap menggunakan seluruh upaya yang dimiliki pemerintah untuk mengatasi virus corona," cuit Trump di Twitter.
Di Jerman, Kanselir Angela Merkel mengatakan berdasarkan pendapat para ahli kemungkinan 60-70% populasi Negeri Panser akan terjangkit virus corona. Per akhir 2018, populasi Jerman adalah 82,79 orang.
"Kami akan melakukan apa yang kami bisa. Pada akhirnya kami akan melihat bagaimana dampaknya terhadap anggaran negara. Saat virus sedang mengintai di luar sana, dan masyarakat tidak dibekali dengan vaksin, maka persentase yang tinggi dari populasi, 60-70% menurut perkiraan para ahli, akan terinfeksi," jelas Merkel, seperti diberitakan Reuters.
Kemudian di Prancis, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru untuk meredam penyebaran virus corona. Maklum, korban meninggal akibat virus corona di Negeri Anggur melonjak 50% menjadi 48 orang.
Tempat penitipan anak dan sekolah di daerah Corsica dan Montpellier akan ditutup selama 15 hari ke depan. Pemerintah juga melarang warga mengunjungi panti jompo karena manula sangat rentan terpapar virus corona.
Sedangkan di Iran, pemerintah mendesak warga untuk tinggal di rumah karena korban jiwa virus corona yang yang bertambah menjadi 354 orang. Wajar saja karena situasi di Negeri Persia sudah begitu genting.
"Kami mengidentifikasi 958 kasus COVID-19 baru sehingga total jumlah kasus meningkat menjadi lebih dari 9.000 di seluruh Iran. Sebanyak 63 orang kehilangan nyawa dalam 24 jam terakhir," kata Kianush Jahanpur, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, seperti diberitakan Reuters.
Di Korea Selatan, jumlah kasus corona baru bertambah 242 dalam sehari. Ini membalik tren perlambatan laju kasus baru yang sebelumnya terjadi selama 11 hari beruntun.
Berita buruk menyebar di penjuru dunia gara-gara virus corona. Siap-siap saja investor bakal bereaksi dengan melakukan panic selling.
Sentimen kedua adalah perkembangan penyebaran virus corona. Seperti yang disebutkan oleh Anthony Fauci, situasi sepertinya bakal terus memburuk.
Pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk melarang warganya bepergian ke Eropa. Bahkan kemungkinan pemerintah AS bakal melarang warga Eropa untuk menginjak tanah Negeri Adidaya.
"Saya siap menggunakan seluruh upaya yang dimiliki pemerintah untuk mengatasi virus corona," cuit Trump di Twitter.
Di Jerman, Kanselir Angela Merkel mengatakan berdasarkan pendapat para ahli kemungkinan 60-70% populasi Negeri Panser akan terjangkit virus corona. Per akhir 2018, populasi Jerman adalah 82,79 orang.
"Kami akan melakukan apa yang kami bisa. Pada akhirnya kami akan melihat bagaimana dampaknya terhadap anggaran negara. Saat virus sedang mengintai di luar sana, dan masyarakat tidak dibekali dengan vaksin, maka persentase yang tinggi dari populasi, 60-70% menurut perkiraan para ahli, akan terinfeksi," jelas Merkel, seperti diberitakan Reuters.
Kemudian di Prancis, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru untuk meredam penyebaran virus corona. Maklum, korban meninggal akibat virus corona di Negeri Anggur melonjak 50% menjadi 48 orang.
Tempat penitipan anak dan sekolah di daerah Corsica dan Montpellier akan ditutup selama 15 hari ke depan. Pemerintah juga melarang warga mengunjungi panti jompo karena manula sangat rentan terpapar virus corona.
Sedangkan di Iran, pemerintah mendesak warga untuk tinggal di rumah karena korban jiwa virus corona yang yang bertambah menjadi 354 orang. Wajar saja karena situasi di Negeri Persia sudah begitu genting.
"Kami mengidentifikasi 958 kasus COVID-19 baru sehingga total jumlah kasus meningkat menjadi lebih dari 9.000 di seluruh Iran. Sebanyak 63 orang kehilangan nyawa dalam 24 jam terakhir," kata Kianush Jahanpur, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, seperti diberitakan Reuters.
Di Korea Selatan, jumlah kasus corona baru bertambah 242 dalam sehari. Ini membalik tren perlambatan laju kasus baru yang sebelumnya terjadi selama 11 hari beruntun.
Berita buruk menyebar di penjuru dunia gara-gara virus corona. Siap-siap saja investor bakal bereaksi dengan melakukan panic selling.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular