
Newsletter
Rupiah & IHSG Sudah Lama Sakit, Kapan Bisa Bangkit?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2020 06:04

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama ditutup bervariasi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,33%, S&P 500 turun 0,27%, tetapi Nasdaq Composite masih bisa naik 0,23%.
Seperti di Asia, bursa saham New York juga masih diselimuti ketegangan akibat virus corona. U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sudah meminta warga AS untuk bersiap menghadapi penyebaran virus corona.
"Data dalam beberapa pekan terakhir mengenai penyebaran di negara-negara lain membuat kami meningkatkan level kewaspadaan dan perkiraan bahwa akan ada penyebaran di sini. Jika terjadi, maka dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari akan sangat besar," tegas Dr Nancy Messonnier, Kepala Pusat Penyakit Pernapasan CDC, seperti diberitakan Reuters.
Akan tetapi, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menegaskan bahwa AS bakal mampu menghadapi tantangan yang bernama virus corona. Bahkan dia memperkirakan bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) tidak perlu sampai memberi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
"(Virus corona) sangat terkendali di AS. Saya bahkan belum mendengar The Fed akan membuat langkah panik," ujarnya, seperti dikutip dari CNBC International.
Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona. Namun sejauh ini belum ada kebijakan yang dibuat.
"Kami memonitor dengan saksama mengenai penyebaran virus corona. Namun terlalu dini untuk berspekulasi mengenai dampaknya dan apakah cukup besar untuk mengubah proyeksi kami. Saat ini, perekonomian dan kebijakan moneter AS dalam posisi yang tepat," kata Clarida, seperti diberitakan Reuters.
Seperti di Asia, bursa saham New York juga masih diselimuti ketegangan akibat virus corona. U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sudah meminta warga AS untuk bersiap menghadapi penyebaran virus corona.
"Data dalam beberapa pekan terakhir mengenai penyebaran di negara-negara lain membuat kami meningkatkan level kewaspadaan dan perkiraan bahwa akan ada penyebaran di sini. Jika terjadi, maka dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari akan sangat besar," tegas Dr Nancy Messonnier, Kepala Pusat Penyakit Pernapasan CDC, seperti diberitakan Reuters.
Akan tetapi, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menegaskan bahwa AS bakal mampu menghadapi tantangan yang bernama virus corona. Bahkan dia memperkirakan bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) tidak perlu sampai memberi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
"(Virus corona) sangat terkendali di AS. Saya bahkan belum mendengar The Fed akan membuat langkah panik," ujarnya, seperti dikutip dari CNBC International.
Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona. Namun sejauh ini belum ada kebijakan yang dibuat.
"Kami memonitor dengan saksama mengenai penyebaran virus corona. Namun terlalu dini untuk berspekulasi mengenai dampaknya dan apakah cukup besar untuk mengubah proyeksi kami. Saat ini, perekonomian dan kebijakan moneter AS dalam posisi yang tepat," kata Clarida, seperti diberitakan Reuters.
(aji/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular