
Perih! Damai Dagang Ternyata Masih Sekadar Harapan Palsu

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Rabu (9/10/2019) didorong sedikit kabar yang terdengar menggembirakan seputar pembicaraan dagang antara AS dan China, mengonfirmasi pertaruhan di bursa futures bahwa Wall Street bakal melaju positif.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) loncat 180 poin (0,7%) ke 26.346,01. Indeks Nasdaq tumbuh 1,02% (79,96 poin) ke 7.903,74 sementara indeks S&P 500 naik 26,34 poin (0,91%) ke 2.919,4.
Saham Apple menjadi kontributur kenaikan tersebut dengan melompat 1,3% setelah analis Canaccord Genuity mendongkrak target harga saham emiten produsen iPhone ini menjadi US$ 260 per saham, dari semula US$ 240 per unit.
Pemicunya adalah laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa China siap menerima kesepakatan dagang secara parsial selama Presiden AS Donald Trump tak lagi mengenakan tarif. Beijing juga dikabarkan menerima konsesi non-inti seperti pembelian produk agrikultur AS.
Kenaikan sudah terbentuk pada pembukaan perdagangan pagi, dan konsisten bertahan hingga sesi penutupan Rabu. Maklum saja, jelang sehari negosiasi berjalan para pelaku pasar sungguh ingin melihat ada kesepakatan antara kedua pihak yang bertikai ini.
Negara Adidaya tersebut berencana menaikkan tarif terhadap produk impor dari China senilai US$ total $250 miliar, dari 25% menjadi 30% tepat pada tanggal 15 Oktober. Presiden AS Donald Trump mengancam kenaikan itu akan dikenakan jika tak ada kemajuan dalam negosiasi.
Di sisi lain, risalah rapat (minutes meeting) the Federal Reserve pada September lalu yang dirilis kemarin waktu setempat (dini hari waktu Indonesia Barat) cenderung berdampak netral terhadap sentimen pelaku pasar. Tidak ada hal yang baru di samping fakta bahwa The Fed mengkhawatirkan dampak perang dagang terhadap ekonomi.
Namun, bank sentral AS tersebut menilai pasar terlalu optimistis mengenai jumlah pemangkasan suku bunga acuan ke depannya. Ini mengindikasikan bahwa pandangan The Fed tidak 100% sejalan dengan arah keinginan pasar mengenai pelonggaran moneter.
Jadi, jangan terlampau senang dulu..
BERLANJUT KE HAL 3 >>>