Wall Street Tutup Tahun 2024 Ceria, Nasdaq Paling Juara!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 January 2025 06:30
Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)
Foto: Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dalam sepanjang 2024 mencetak pertumbuhan yang ciamik. Meskipun tidak mengalami santa claus rally dan ditutup dalam zona pelemahan harian.

Pada akhir perdagangan Selasa kemarin (31/12/2024), S&P 500 turun 25,14 poin, atau 0,43%, dan ditutup pada level 5.881,80 poin, sementara Nasdaq Composite turun 175,99 poin, atau 0,90% ke posisi 19.310,79, Sementara, Dow Jones Industrial Average .DJI turun 28,46 poin, atau 0,07%, menjadi 42.545,27.

Meski begitu, dalam sepanjang 2024, Wall Street berhasil mencetak kinerja ciamik berkat boom AI dan efek pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Dalam setahun, Indeks Nasdaq menjadi juara dengan melesat 30,79%, disusul indeks S&P 500 dengan lonjakan 24,01%, lalu Dow Jones Average Industrial Index menguat 12,80%.
Nasdaq dan S&P 500 menandai kenaikan dua tahun terbaik indeks tersebut sejak 1997-1998.

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat pada sepanjang 2024Foto: Reuters
Pergerakan bursa saham Amerika Serikat pada sepanjang 2024

Wall Street menutup perdagangan 2024 dengan pergerakan tahunan yang luar biasa berkat efek perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan dan pemangkasan suku bunga pertama oleh Federal Reserve AS dalam tiga setengah tahun, meskipun terjadi pertikaian geopolitik, pemilihan presiden AS, dan pergeseran spekulasi mengenai arah kebijakan Fed pada 2025.

Mengutip Reuters, Greg Bassuk, kepala eksekutif di AXS Investments di New York mengatakan "Tidak ada reli Sinterklas minggu ini, tetapi investor menerima hadiah berupa keuntungan pada tahun 2024,"

Lebih lanjut, ungkapnya "Tahun 2024 merupakan tahun yang luar biasa untuk keuntungan ekuitas yang didorong oleh tiga faktor: ledakan AI, serangkaian pemotongan suku bunga Fed, dan ekonomi AS yang kuat."

"Hal ini menjadi landasan bagi kekuatan berkelanjutan menuju tahun 2025," imbuh Bassuk.

Memandang ke tahun 2025, pasar keuangan sekarang memperkirakan sekitar 50 basis poin pemotongan suku bunga tambahan dari Fed, dengan investor mengamati valuasi yang tinggi dan ketidakpastian seputar kebijakan pajak dan tarif dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.

Bassuk mengingatkan "Investor harus berhati-hati terhadap dampak pemerintahan Trump yang akan datang dan bagaimana hal itu memengaruhi sektor-sektor tertentu,"

Lebih lanjut, imbuhnya "ketidakstabilan yang didorong oleh geopolitik, khususnya perang Rusia/Ukraina dan pertikaian yang terus berlanjut di Timur Tengah dapat memicu kekhawatiran di perusahaan-perusahaan dan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan wilayah-wilayah yang terkena dampak"

Meski begitu, Bassuk meyakini boom AI masih memiliki ruang untuk tumbuh.

"Valuasi telah menjadi tinggi di tengah kenaikan saham, tetapi karena kami percaya bahwa pertumbuhan AI akan terus berlanjut dan bergerak melampaui perangkat keras ke perangkat lunak secara besar-besaran di sebagian besar sektor," pungkasnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation