
Wall Street Dibuka Naik, Ditiup Hawa Sejuk Negosiasi AS-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada Rabu (9/10/2019) setelah muncul kabar menggembirakan seputar pembicaraan dagang antara AS dan China.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) loncat 158 poin (0,6%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), meski surut menjadi 123,5 poin (0,47%) 30 menit kemudian ke 26.287,52. Indeks Nasdaq tumbuh 0,69% (54,28 poin) ke 7.878,55 sementara indeks S&P 500 naik 17,5 poin (0,61%) ke 2.911,19.
"Lebih sulit membayangkan bahwa indeks S&P 500 berada di level sama atau lebih tinggi pada Oktober 2020 jika tak ada kesepakatan dagang, keyakinan lebih baik seputar pertumbuhan ekonomi global, dan kinerja korporasi yang membaik," tutur Nicholas Colas, co-founder DataTrek Research sebagaimana dikutip CNBC International.
Namun, lanjutnya, pelaku pasar lainnya tidak setuju dengan kekhawatiran yang bersifat bearish tersebut. Jika Wall Street menguat hingga penutupan, ini bakal menjadi gain harian pertama bursa saham AS pekan ini.
Bloomberg melaporkan bahwa China dipersiapkan untuk menerima kesepakatan dagang secara parsial selama Presiden AS Donald Trump tak lagi mengenakan tarif. Beijing juga dikabarkan akan menerima konsesi non-inti seperti pembelian produk agrikultur AS.
Hanya saja, sumber Bloomberg lain mengatakan para negosiator juga tidak terlalu optimistis bisa meneken kesepakatan yang langsung mengakhiri konflik dagang antara kedua negara.
Terpisah, The Financial Times melaporkan bahwa pejabat di China menawarkan untuk menaikkan pembelian produk agrikultur AS, guna mencapai kesepakatan parsial tersebut.
Kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia ini telah mengenakan tarif senilai miliaran dolar sejak 2018, yang memporak-porandakan pasar saham dunia karena menekan pertumbuhan ekonomi dunia. Pertikaian panjang tersebut bahkan sudah merembet ke mana-mana, membangkitkan kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi dunia.
Bursa saham anjlok pada Selasa anjlok dengan koreksi 300 poin lebih menimpa Dow Jones, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tertekan lebih dari 1% setelah AS menerapkan restriksi visa terhadap pejabat China dan memasukkan beberapa perusahaan Negeri Panda itu ke daftar hitam yang dilarang bekerja sama dengan mitra bisnis AS.
Pelaku pasar akan mencermati data perdagangan grosir Agustus dan data pembukaan lapangan kerja serta pendapatan pekerja (JOLTS) periode Agustus, yang akan dirilis pada pukul 10 pagi waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?