Polling CNBC Indonesia

Konsensus: Neraca Perdagangan Agustus Diramal Suplus Tipis

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2019 16:59
BI Bisa Turunkan Bunga Lagi?
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Akibat defisit di transaksi berjalan, fondasi rupiah menjadi rapuh. Rupiah menggantungkan diri kepada arus modal portofolio di sektor keuangan (hot money) yang begitu fluktuatif, bisa datang dan pergi sesuka hati. Ini yang membuat rupiah cenderung melemah, karena memang pijakannya lemah.



Demi menyelamatkan rupiah, BI terpaksa menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Tujuannya adalah memancing hot money agar terus datang sehingga bisa menutup 'lubang' menganga yang ditinggalkan oleh transaksi berjalan. Namun kebijakan ini mengorbankan pertumbuhan ekonomi karena investasi melambat.

Tahun ini situasinya berubah. Defisit transaksi berjalan lebih 'jinak' dan bisa diarahkan menuju target BI di kisaran 2,5-3% PDB. Hot money juga berdatangan, karena tren kebijakan moneter longgar di berbagai negara.

Baca: Simak! BI Tak Ragu Pangkas (Lagi) Bunga Acuan

Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi BI untuk semakin mengukuhkan perannya sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga acuan sudah diturunkan dua kali, tetapi kalau memang masih ada peluang mengapa tidak melakukannya lagi?

Jadi, apakah data perdagangan yang diumumkan awal pekan depan akan meringankan langkah MH Thamrin untuk kembali menurunkan suku bunga acuan? 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular