
Newsletter
Terima Kasih, Mister Trump!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2019 05:15

Sentimen keempat adalah mata uang peso Argentina yang masih melemah, meski tidak sedalam kemarin. Pada pukul 04:33 WIB, peso melemah 6,56% terhadap dolar AS dan membuat rekor terlemah baru sepanjang sejarah.
"Pelaku pasar memperkirakan Fernandez akan membuat Argentina gagal bayar (default), menerapkan kontrol devisa, dan mempertimbangkan ulang kehadiran IMF. Intinya, Fernandez akan mengembalikan kebijakan populis," sebut Claudio Irigoyen, Direktur Pelaksana Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.
Ada kekhawatiran mata uang negara berkembang lainnya (termasuk rupiah) akan terkena getahnya. Pasar menjadi lebih hati-hati dan enggan berinvestasi di mata uang negara berkembang, apalagi di negara yang satu kelompok (peer) dengan Argentina. Ini sudah dialami rupiah kemarin dan bukan tidak mungkin bisa terulang hari ini.
Namun, semoga harapan damai dagang lebih kuat sehingga bisa menutup kekhawatiran pasar terhadap Argentina. Kalau asa damai dagang lebih kuat, maka rupiah punya harapan untuk bangkit.
Sentimen kelima, yang juga bisa mendatangkan risiko bagi rupiah, adalah lonjakan harga minyak. Pada pukul 04:46 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet meroket masing-masing 4,06% dan 3,46%.
Optimisme bahwa AS-China bisa mencapai damai dagang menjadi alasan utama kenaikan harga si emas hitam. Jika AS-China baikan, maka rantai pasok global akan pulih, perdagangan dan investasi meningkat, yang berujung pada percepatan pertumbuhan ekonomi.
Saat ekonomi membaik, permintaan energi tentu meningkat. Ini alasan utama kenaikan harga minyak.
Bagi rupiah, kenaikan harga minyak bisa menjadi bencana. Dengan posisi Indonesia sebagai negara net importir minyak, biaya impor komoditas ini akan semakin mahal jika harganya naik. Akibatnya, kena lagi transaksi berjalan yang membuat fundamental rupiah semakin rapuh.
Namun lagi-lagi, semoga hubungan AS-China yang membaik bisa membuat investor melupakan hal ini. Semoga pasar terlarut dalam euforia dan melupakan masalah fundamental di perekonomian Indonesia.
Terima kasih, Mister Trump!
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
"Pelaku pasar memperkirakan Fernandez akan membuat Argentina gagal bayar (default), menerapkan kontrol devisa, dan mempertimbangkan ulang kehadiran IMF. Intinya, Fernandez akan mengembalikan kebijakan populis," sebut Claudio Irigoyen, Direktur Pelaksana Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.
Ada kekhawatiran mata uang negara berkembang lainnya (termasuk rupiah) akan terkena getahnya. Pasar menjadi lebih hati-hati dan enggan berinvestasi di mata uang negara berkembang, apalagi di negara yang satu kelompok (peer) dengan Argentina. Ini sudah dialami rupiah kemarin dan bukan tidak mungkin bisa terulang hari ini.
Namun, semoga harapan damai dagang lebih kuat sehingga bisa menutup kekhawatiran pasar terhadap Argentina. Kalau asa damai dagang lebih kuat, maka rupiah punya harapan untuk bangkit.
Sentimen kelima, yang juga bisa mendatangkan risiko bagi rupiah, adalah lonjakan harga minyak. Pada pukul 04:46 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet meroket masing-masing 4,06% dan 3,46%.
Optimisme bahwa AS-China bisa mencapai damai dagang menjadi alasan utama kenaikan harga si emas hitam. Jika AS-China baikan, maka rantai pasok global akan pulih, perdagangan dan investasi meningkat, yang berujung pada percepatan pertumbuhan ekonomi.
Saat ekonomi membaik, permintaan energi tentu meningkat. Ini alasan utama kenaikan harga minyak.
Bagi rupiah, kenaikan harga minyak bisa menjadi bencana. Dengan posisi Indonesia sebagai negara net importir minyak, biaya impor komoditas ini akan semakin mahal jika harganya naik. Akibatnya, kena lagi transaksi berjalan yang membuat fundamental rupiah semakin rapuh.
Namun lagi-lagi, semoga hubungan AS-China yang membaik bisa membuat investor melupakan hal ini. Semoga pasar terlarut dalam euforia dan melupakan masalah fundamental di perekonomian Indonesia.
Terima kasih, Mister Trump!
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular