Newsletter

Yes! Dolar AS Mulai Kehabisan Bensin, Rupiah Bisa Tancap Gas

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 July 2019 07:15
Kinerja Wall Street
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dari Wall Street Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama akhir pekan lalu ditutup melesat pada zona hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,19%, S&P 500 terangkat 0,74, dan Nasdaq Composite 1,11%. Secara akumulatif mingguan, S&P 500 dan Nasdaq membukukan kenaikan masing-masing 1,7% dan 2,3%. Sedangkan indeks Dow Jones juga naik meski hanya 0,1%.

Ada tiga hal yang membuat Wall Street menghijau akhir pekan kemarin.
Pertama, pernyataan dari Penasehat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang mengatakan pada CNBC "Squawk on the Street", bahwa ia tidak mengharapkan "kesepakatan besar" dari pembicaraan perdagangan dengan China minggu depan. Artinya AS menginginkan pertemuan tersebut berjalan konstruktif dengan tidak terlalu menekan pihak China.

Kedua, Alphabet melaporkan laba yang lebih tinggi dari perkiraan para analis pada hari Kamis lalu, serta mengumumkan program pembelian kembali saham (buy back) senilai $ 25 miliar. Tidak tanggung tanggung, sahamnya meroket 9,6% di penghujung minggu kemarin.

Saham Twitter juga naik lebih dari 8% setelah mengumumkan laporan keuangan kuartal kedua yang di atas estimasi. Perusahaan media sosial tersebut juga melaporkan kenaikan 14% pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi.

Saham-saham sektor konsumer seperti Starbucks dan McDonald juga lumayan berkontribusi bagi kenaikan Wall Street. Perusahaan yang menjual kopi tersebut naik 8,9% setelah melaporkan pertumbuhan penjualan toko-tokonya yang besar dan kuat, sementara penjualan burger Mcdonald naik 0,5% karena promosi yang lebih baik.



Lebih dari 40% perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 telah melaporkan hasil dari laporan keuangannya untuk periode kuartal kedua. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, sebanyak 76,4% membukukan laba lebih tinggi dari perkiraan para analis di pasar, menurut laporan dari FactSet.

Ketiga atau terakhir, Ekonomi AS tumbuh sebesar 2,1% pada kuartal kedua, seperti yang dirilis Departemen Perdagangan AS Jumat lalu membuat para Pialang Wall Street bersorak. Hasil konsensus ekonom yang disurvei di CNBC / Moody's Analytics Rapid Update, ekonomi AS diperkirakan hanya tumbuh 1,8%.

Pertumbuhan ekonomi AS didorong oleh kenaikan pada pos pengeluaran konsumen (consumer spending) sebanyak 4,3%, kenaikan tersebut mengimbangi penurunan pada pos investasi bisnis sebesar 5,5%.

Para pelaku pasar kini dihadapkan pada rilis data dari Federal Reserve yang akan menentukan kebijakan suku bunganya. Ekspektasi pasar akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak 25 basis poin sebesar 78,6% menurut FedWatch CME Group, pada Jumat pagi.

The Fed dijadwalkan akan memulai pertemuan dalam dua hari, yang dimulai pada hari Selasa. Pengumuman tarif suku bunga acuan rencananya akan diumumkan pada hari terakhir pertemuan, atau tepatnya Rabu pukul 02:00 malam waktu setempat atau Kamis dini hari Waktu Indonesia Barat.

Next >>>
(yam/yam)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular