Luar Biasa! Wall Street Happy, S&P & Nasdaq Cetak Rekor Lagi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 July 2019 06:04
Indeks S&P dan Nasdaq kembali ditutup pada level tertinggi dalam sejarah setelah perusahaan-perusahan teknologi melaporkan kinerja laba yang memuaskan.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
New York, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, kembali menunjukkan kinerja impresif jelang akhir pekan. Indeks S&P dan Nasdaq kembali ditutup pada level tertinggi dalam sejarah setelah perusahaan-perusahan teknologi melaporkan kinerja laba yang memuaskan.

Indeks S&P 500 naik 0,7% menjadi 3.025,86 dan Nasdaq Composite Index melonjak 1,1% menjadi 8.330,21. Kedua indeks tersebut ditutup pada level tertinggi sepanjang masa.


Pada saat yang sama Dow Jones Industrial Average naik 0,2% menjadi 27.192,45, sekitar 170 poin di bawah level tertinggi.

Kinerja Wall Street ini mencerminkan sentimen positif para investor yang bertepatan dengan musim laporan keuangan dan perusahaan AS membukukan penpadapatan di atas perkiraan.

Selain itu, ada keyakinan yang kuat bahwa Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga minggu depan. Meskipun ada serentetan data ekonomi yang solid, termasuk laporan pertumbuhan AS Jumat yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal kedua.

Catatan baru datang ketika Presiden Donald Trump memperingatkan tarif pembalasan pada anggur Prancis karena negara tersebut menerapkan pajak tinggi terhadap perusahaan teknologi AS. AS juga mengancam untuk menarik pengakuan status "negara berkembang" pada China di WTO.


Harga saham raksasa teknologi AS, seperti induk usaha Google, Alphabet, melonjak 10,5% setelah melaporkan bahwa pendapatan pada kuartal kedua naik tiga kali lipat menjadi $ 9,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan mengumumkan pembelian kembali saham (buyback) senilai $ 25 miliar.

Demikian pula dengan saham Starbucks yang melonjak 8,9 persen karena laba dan penjualan mengalami lonjakan 6%. Saham raksasa telekomunikasi T-Mobile naik 5,4% dan Sprint naik 7,4% ketika setelah badan antimonopoli AS menyetujui merger $ 26 miliar mereka.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pembacaan awal PDB (advance GDP) kuartal-II 2019 tumbuh 2,1% turun dari sebelumnya 3,1%.

Pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak kuartal-I 2017 saat Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-45. Namun, PDB di kuartal-II 2019 masih lebih tinggi dari prediksi Wall Street sebesar 2,0%, dan hasil survei CNBC/ Moody's Analytics Rapid Update yang memprediksi sebesar 1,8%.

Pertumbuhan PDB periode April-Juni tersebut ditopang kenaikan belanja konsumen sebesar 4,3%. Sementara investasi bisnis menjadi komponen yang menekan PDB setelah anjlok 5,5%.
(hps) Next Article Pesta Wall Street Terus Berlanjut, Menguat Lima Hari Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular