
Newsletter
Asyik! Kabar Terbaru The Fed akan Buat Indonesia Makin Seksi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 July 2019 06:15

Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya perkembangan Wall Street yang positif, meski relatif terbatas. Semoga ini cukup untuk mendongkrak semangat pelaku pasar di Asia saat memulai perdagangan.
Sentimen kedua adalah besar kemungkinan pasar keuangan Indonesia masih akan menerima imbas positif dari keputusan Perry Warjiyo yang telah memangkas BI Repo Rate 25 bps.
Hal ini dikarenakan, setelah pengumuman RDG kemarin sekitar pukul 14:30 WIB, pelaku pasar belum mendapat waktu yang cukup untuk benar-benar mencerna. Hal ini terlihat dari pergerakan pasar keuangan Indonesia yang ditutup menguat terbatas.
Terlebih lagi rupiah akan semakin mendapat katalis lebih dari sentimen ketiga, yaitu kabar terbaru dari anggota The Fed yang membuat berinvestasi pada aset-aset yang berbasis mata uang Garuda akan tetap 'seksi' bagi investor.
Pasalnya, komentar Presiden The Fed New York John Williams membuat pelaku pasar global menempatkan taruhan yang lebih besar atas pemangkasan suku bunga acuan AS yang awalnya diekspektasi turun 25 bps, sekarang diproyeksi akan dipangkas 50 bps
Harapan tersebut tentunya langsung membebani kinerja mata uang Negeri Adidaya. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) langsung anjlok hingga 0,54%.
Melemahnya dollar AS memberikan kesempatan bagi rupiah dkk untuk menawarkan keuntungan yang lebih besar kepada investor.
Kemudian pelaku pasar juga patut mencermati sentimen keempat, yaitu kembali terpangkasnya harga minyak mentah global. Pada pukul 05:20 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet anjlok masing-masing 2,72% dan 1,48%. Ini berarti harga minyak dunia telah mencatatkan koreksi selam 4 hari berturut-turut.
Sejatinya harga minyak mentah dunia sempat mengalami kenaikan di sesi awal setelah Iran mengatakan telah menangkap sebuah kapal tanker asing di wilayahnya. Namun, harga kembali turun karena diperkirakan produksi minyak AS akan kembali meningkat setelah badai yang menerpa Teluk Meksiko pekan lalu mereda, dilansir CNBC International.
Royal Dutch Shell, salah satu produsen minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Rabu (17/7/2019) pihaknya telah melanjutkan sekitar 80% dari rata-rata produksi harian di wilayah tersebut, dikutip dari CNBC International.
Koreksi harga minyak adalah berkah bagi rupiah. Sebab penurunan harga minyak bisa membuat biaya impor komoditas ini lebih murah. Sesuatu yang tentu menguntungkan bagi negara net importir minyak seperti Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa/dwa)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya perkembangan Wall Street yang positif, meski relatif terbatas. Semoga ini cukup untuk mendongkrak semangat pelaku pasar di Asia saat memulai perdagangan.
Sentimen kedua adalah besar kemungkinan pasar keuangan Indonesia masih akan menerima imbas positif dari keputusan Perry Warjiyo yang telah memangkas BI Repo Rate 25 bps.
Hal ini dikarenakan, setelah pengumuman RDG kemarin sekitar pukul 14:30 WIB, pelaku pasar belum mendapat waktu yang cukup untuk benar-benar mencerna. Hal ini terlihat dari pergerakan pasar keuangan Indonesia yang ditutup menguat terbatas.
Terlebih lagi rupiah akan semakin mendapat katalis lebih dari sentimen ketiga, yaitu kabar terbaru dari anggota The Fed yang membuat berinvestasi pada aset-aset yang berbasis mata uang Garuda akan tetap 'seksi' bagi investor.
Pasalnya, komentar Presiden The Fed New York John Williams membuat pelaku pasar global menempatkan taruhan yang lebih besar atas pemangkasan suku bunga acuan AS yang awalnya diekspektasi turun 25 bps, sekarang diproyeksi akan dipangkas 50 bps
Harapan tersebut tentunya langsung membebani kinerja mata uang Negeri Adidaya. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) langsung anjlok hingga 0,54%.
Melemahnya dollar AS memberikan kesempatan bagi rupiah dkk untuk menawarkan keuntungan yang lebih besar kepada investor.
Kemudian pelaku pasar juga patut mencermati sentimen keempat, yaitu kembali terpangkasnya harga minyak mentah global. Pada pukul 05:20 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet anjlok masing-masing 2,72% dan 1,48%. Ini berarti harga minyak dunia telah mencatatkan koreksi selam 4 hari berturut-turut.
Sejatinya harga minyak mentah dunia sempat mengalami kenaikan di sesi awal setelah Iran mengatakan telah menangkap sebuah kapal tanker asing di wilayahnya. Namun, harga kembali turun karena diperkirakan produksi minyak AS akan kembali meningkat setelah badai yang menerpa Teluk Meksiko pekan lalu mereda, dilansir CNBC International.
Royal Dutch Shell, salah satu produsen minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Rabu (17/7/2019) pihaknya telah melanjutkan sekitar 80% dari rata-rata produksi harian di wilayah tersebut, dikutip dari CNBC International.
Koreksi harga minyak adalah berkah bagi rupiah. Sebab penurunan harga minyak bisa membuat biaya impor komoditas ini lebih murah. Sesuatu yang tentu menguntungkan bagi negara net importir minyak seperti Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa/dwa)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular