
Newsletter
Asyik! Kabar Terbaru The Fed akan Buat Indonesia Makin Seksi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 July 2019 06:15

Lagi-Lagi Wall Street Diselamatkan oleh Anggota The Fed
Sementara itu beralih ke Wall Street, tiga indeks utama kompak ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah komentar dari salah satu anggota dewan Bank Sentral AS/The Fed mendongkrak ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter mereka lebih agresif
Data pasar menunjukkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,01%, S&P 500 melesat 0,8%, lalu Nasdaq Composite ditutup naik 0,3%.
Bursa saham Negeri Paman Sam menggeliat setelah pada sore hari waktu setempat kemarin, Presiden The Fed Cabang New York John Williams mengatakan bank sentral perlu "bergerak cepat" ketika ekonomi melambat.
"Lebih baik mengambil tindakan pencegahan daripada menunggu sampai bencana terjadi," ujar Williams dikutip dari CNBC International.
Selepas komentar Williams, investor meningkatkan taruhan mereka bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga acuan AS atau Federal Funds Rate (FFR) lebih dalam dari 25 basis poin (bps) untuk pertemuan akhir Juli mendatang.
Melansir CME Fedwatch, probabilitas pemangkasan FFR 50 bps yang pada 17 Juli berada di 34,3%, langsung melesat menjadi 70%. Kemudian peluang pemotongan suku bunga acuan 25 bps kini hanya 30%, dari sebelumnya 65,7%.
Komentar Williams merupakan angina segar bagi indeks utama Wall Street kemarin karena sebelumnya, pelaku pasar dibuat kecewa oleh rilis hasil kinerja keuangan emiten penyedia layanan konten hiburan, Netflix Inc.
Harga saham Netflix Inc anjlok 10,3% setelah perusahaan mengumumkan adanya penurunan jumlah pelanggan (subscriber) di AS, ditambah dengan pertumbuhan jumlah anggota untuk pasar global yang lebih lambat dari target, dilansir CNBC International.
Koreksi tersebut patut disayangkan karena tampaknya pelaku pasar memberi poin lebih pada jumlah subscriber, ketimbang fakta bahwa pada kuartal kedua perusahaan berhasil membukukan pendapatan yang melebihi ekspektasi pasar, dilansir CNBC International.
Penurunan pada harga saham Netflix membebani sektor layanan komunikasi, yang merupakan salah satu indeks sektoral di S&P 500 dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini, dikutip dari Reuters.
"Saya pikir ada asumsi bahwa apa pun yang terjadi di dunia orang akan duduk di rumah dan menonton televisi dan memilih saluran Netflix," ujar Jack Ablin, Founding Partner and Chief Investment Officer di Cresset Asset Management yang berlokasi di Chicago seperti diwartakan di Reuters.
"Saya pikir para investor telah melihat perusahaan-perusahaan teknologi dengan pertumbuhan besar, bergerak agak defensif," tambahnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN TIGA) (dwa/dwa)
Sementara itu beralih ke Wall Street, tiga indeks utama kompak ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah komentar dari salah satu anggota dewan Bank Sentral AS/The Fed mendongkrak ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter mereka lebih agresif
Data pasar menunjukkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,01%, S&P 500 melesat 0,8%, lalu Nasdaq Composite ditutup naik 0,3%.
Bursa saham Negeri Paman Sam menggeliat setelah pada sore hari waktu setempat kemarin, Presiden The Fed Cabang New York John Williams mengatakan bank sentral perlu "bergerak cepat" ketika ekonomi melambat.
"Lebih baik mengambil tindakan pencegahan daripada menunggu sampai bencana terjadi," ujar Williams dikutip dari CNBC International.
Selepas komentar Williams, investor meningkatkan taruhan mereka bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga acuan AS atau Federal Funds Rate (FFR) lebih dalam dari 25 basis poin (bps) untuk pertemuan akhir Juli mendatang.
Melansir CME Fedwatch, probabilitas pemangkasan FFR 50 bps yang pada 17 Juli berada di 34,3%, langsung melesat menjadi 70%. Kemudian peluang pemotongan suku bunga acuan 25 bps kini hanya 30%, dari sebelumnya 65,7%.
Komentar Williams merupakan angina segar bagi indeks utama Wall Street kemarin karena sebelumnya, pelaku pasar dibuat kecewa oleh rilis hasil kinerja keuangan emiten penyedia layanan konten hiburan, Netflix Inc.
Harga saham Netflix Inc anjlok 10,3% setelah perusahaan mengumumkan adanya penurunan jumlah pelanggan (subscriber) di AS, ditambah dengan pertumbuhan jumlah anggota untuk pasar global yang lebih lambat dari target, dilansir CNBC International.
Koreksi tersebut patut disayangkan karena tampaknya pelaku pasar memberi poin lebih pada jumlah subscriber, ketimbang fakta bahwa pada kuartal kedua perusahaan berhasil membukukan pendapatan yang melebihi ekspektasi pasar, dilansir CNBC International.
Penurunan pada harga saham Netflix membebani sektor layanan komunikasi, yang merupakan salah satu indeks sektoral di S&P 500 dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini, dikutip dari Reuters.
"Saya pikir ada asumsi bahwa apa pun yang terjadi di dunia orang akan duduk di rumah dan menonton televisi dan memilih saluran Netflix," ujar Jack Ablin, Founding Partner and Chief Investment Officer di Cresset Asset Management yang berlokasi di Chicago seperti diwartakan di Reuters.
"Saya pikir para investor telah melihat perusahaan-perusahaan teknologi dengan pertumbuhan besar, bergerak agak defensif," tambahnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN TIGA) (dwa/dwa)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular