Newsletter

Siap-siap! 'Jokowi Effect' Akan Diuji (Lagi) Hari Ini

Taufan Adharsyah, Anthony Kevin, & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 June 2019 06:43
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Jokowi dan Prabowo (Ist Detikcom)
Untuk perdagangan hari ini (27/6/2019), ada baiknya investor terus memperhatikan perkembangan dari beberapa sentimen.
 
Pertama adalah isu perang dagang atau damai dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
 
Setidaknya sampai Trump dan Jinping selesai melakukan pertemuan, isu ini akan terus bergulir dan turut mempengaruhi arah gerak pasar.
 
Trump dan Jinping akan melakukan pertemuan eksklusif di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 hari ke-2, yaitu Sabtu (29/6/2019) di Osaka, Jepang.
 
Hingga saat ini, sinyal-sinyal yang datang dari dua belah pihak masih belum bisa menggambarkan hasil pertemuan dengan jelas.

 
Memang, Trump sudah beberapa kali mengatakan bahwa kesepakatan sangat mungkin terjadi.
 
"Sangat mungkin...kita harus mendapat kesepakatan yang bagus,' kata Trump dalam wawancara dengan Fox, mengutip Reuters.
 
Lebih lanjut, taipan properti itu bilang bahwa para pimpinan China ingin membuat kesepakatan. "Mereka menginginkan kesepakatan lebih dari saya," pungkasnya.
 
Tapi perlu diingat bahwa Trump dikenal suka membuat keputusan yang spontan uhuy. Bisa saja tiba-tiba dia menarik diri dari negosiasi dan kesepakatan buyar sama sekali.
 
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, ada kemungkinan investor masih belum bernafsu untuk masuk ke instrumen-instrumen berisiko. Wajar saja karena ketidakpastian merupakan musuh terbesar dalam investasi.
 
Kedua, hari ini ada rilis beberapa data ekonomi penting di Benua Kuning.
 
China akan merilis data laba industrial periode Mei, sedangkan Jepang akan mengumumkan kinerja penjualan barang-barang ritel bulan Mei.
 
Jika data yang dirilis lebih buruk dari perkiraan pelaku pasar, maka gairah investor untuk masuk ke pasar keuangan di Asia, termasuk Indonesia bisa semakin pudar. Namun bila ternyata positif, kinerja pasar keuangan dalam negeri berpotensi mendapat energi positif.
 
Ketiga adalah lonjakan harga minyak. Pada pukul 05:00 WIB, harga Brent melesat 1,88% ke level US$ 66,27/bare. Sementara harga light sweet (WTI) meroket hingga 2,39% menjadi US$ 59,21/barel.
 
Penyebabnya adalah inventori minyak mentah di AS per 21 Juni yang terkuras 12,8 juta barel dibanding posisi pekan sebelumnya.
 
Kenaikan harga minyak bukan berita bagus buat Indonesia yang masih menjadi net-importir minyak. Neraca transaksi berjalan akan semakin terbebani, membuat pasokan valas dalam negeri makin tipis.
 
Rupiah pun jadi rentan terdepresiasi akibat tekanan mata uang lain.
 
Di samping itu semua, ada satu isu besar lain yang boleh jadi mempengaruhi arah gerak pasar pasar hari ini.
 
Kamis (27/6/2019) pukul 12.30 WIB, Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengumumkan putusan gugatan hasil pilpres 2019, seperti yang diungkapkan oleh juru bicara MK, Fajar Laksono.

 
Terlepas dari semua polemik yang terjadi, ada kemungkinan MK akan menolak gugatan Prabowo dan mengukuhkan kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai pemenang pemilu 2019.
 
Jika Jokowi kembali jadi presiden, maka arah kebijakan secara umum tidak akan berubah banyak. Tentu itu merupakan hal baik bagi dunia investasi karena ketidakpastian arah kebijakan bisa diminimalisasi.
 
Alhasil, sejumlah investor yang sejak gonjang-ganjing pilpres menahan diri untuk berinvestasi, bisa kembali agresif masuk ke instrumen berisiko. Karenanya, kinerja pasar keuangan berpotensi mendapat dorongan ke atas.
 
Jokowi Effect sekali lagi akan diuji.

BERLANJUT KE HALAMAN 4>>>

(taa/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular