
Newsletter
AS-Meksiko Damai, AS-China Masih Cerai
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 June 2019 05:54

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang positif. Semoga optimisme di Wall Street mampu menular ke pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua adalah perkembangan friksi dagang AS-China. Kalau masalah dengan Meksiko sudah selesai, maka dengan China lain ceritanya.
Di sela-sela KTT G20 di Tokyo akhir bulan ini, Trump berencana bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Jika pertemuan tersebut tidak berhasil membuahkan kesepakatan, maka AS akan kembali memperketat bea masuk untuk impor produk-produk China.
"Kami dijadwalkan bertemu dan berdialog. Saya rasa sesuatu yang menarik akan terjadi. Kita lihat saja nanti," tutur Trump, mengutip Reuters.
Akan tetapi, pihak China tetap kalem. Bahkan mereka enggan untuk memberi konfirmasi apakah Trump-Xi akan mengadakan dialog di Tokyo.
"Jika ada berita yang lebih konkret soal ini, maka China akan segera menerbitkan pemberitahuan," ujar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Beijing juga menegaskan bahwa China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk melakukannya kalau terpaksa. Namun pintu dialog dengan Washington masih terbuka, sepanjang dilakukan dengan prinsip saling menghormati.
"China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut menghadapinya. Jika AS bersedia melakukan dialog dengan prinsip kesetaraan, maka pintu kami selalu terbuka. Namun jika AS bersikukuh ingin menaikkan eskalasi friksi dagang, maka kami akan merespons dengan tegas dan melawan sampai akhir," tegas Geng.
Well, sepertinya hubungan AS-China masih panas, belum ada perbaikan yang berarti. Semua pertemuan Trump-Xi bisa terwujud di Tokyo dan membuahkan hasil positif seperti di Buenos Aires akhir tahun lalu.
Sembari menanti KTT G20, sepertinya ketidakpastian masih akan membayangi pasar keuangan global. Investor masih akan tarik-ulur, berhati-hati, dan cenderung bermain aman. Sikap yang tidak menguntungkan bagi pasar keuangan negara berkembang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah perkembangan friksi dagang AS-China. Kalau masalah dengan Meksiko sudah selesai, maka dengan China lain ceritanya.
Di sela-sela KTT G20 di Tokyo akhir bulan ini, Trump berencana bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Jika pertemuan tersebut tidak berhasil membuahkan kesepakatan, maka AS akan kembali memperketat bea masuk untuk impor produk-produk China.
"Kami dijadwalkan bertemu dan berdialog. Saya rasa sesuatu yang menarik akan terjadi. Kita lihat saja nanti," tutur Trump, mengutip Reuters.
Akan tetapi, pihak China tetap kalem. Bahkan mereka enggan untuk memberi konfirmasi apakah Trump-Xi akan mengadakan dialog di Tokyo.
"Jika ada berita yang lebih konkret soal ini, maka China akan segera menerbitkan pemberitahuan," ujar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Beijing juga menegaskan bahwa China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk melakukannya kalau terpaksa. Namun pintu dialog dengan Washington masih terbuka, sepanjang dilakukan dengan prinsip saling menghormati.
"China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut menghadapinya. Jika AS bersedia melakukan dialog dengan prinsip kesetaraan, maka pintu kami selalu terbuka. Namun jika AS bersikukuh ingin menaikkan eskalasi friksi dagang, maka kami akan merespons dengan tegas dan melawan sampai akhir," tegas Geng.
Well, sepertinya hubungan AS-China masih panas, belum ada perbaikan yang berarti. Semua pertemuan Trump-Xi bisa terwujud di Tokyo dan membuahkan hasil positif seperti di Buenos Aires akhir tahun lalu.
Sembari menanti KTT G20, sepertinya ketidakpastian masih akan membayangi pasar keuangan global. Investor masih akan tarik-ulur, berhati-hati, dan cenderung bermain aman. Sikap yang tidak menguntungkan bagi pasar keuangan negara berkembang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular