
Newsletter
Wall Street Boleh Melesat, Tapi Jangan Senang Dulu....
Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 May 2019 07:32

Beralih ke AS, Wall Street mengakhiri perdagangan hari Selasa dengan catatan positif: indeks Dow Jones menguat 0,82%, indeks S&P 500 naik 0,8%, dan indeks Nasdaq Composite terdongkrak 1,14%.
Wajar jika aksi beli mewarnai perdagangan di pasar saham AS kemarin. Pasalnya, Wall Street sudah babak belur pada perdagangan hari Senin. Pada perdagangan pertama di pekan ini tersebut, indeks Dow Jones jatuh 2,38%, indeks S&P 500 ambruk 2,41%, dan indeks Nasdaq Composite anjlok 3,41%.
Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 dibuat mengalami hari terburuknya sejak awal tahun ini, sedangkan kejatuhan indeks Nasdaq Composite yang mencapai 3,41% merupakan yang terdalam sepanjang 2019.
Saham-saham yang sebelumnya dilego seiring dengan eksposurnya yang besar terhadap perang dagang AS-China kini kembali diserbu investor yang melihat bahwa valuasinya sudah cenderung murah.
Harga saham pabrikan pesawat terbang Boeing melesat 1,7%, sama dengan apresiasi harga saham produsen alat berat Caterpillar, sementara harga saham raksasa teknologi Apple naik 1,6%. Harga saham perbankan seperti Citigroup dan Bank of America juga menguat, masing-masing di atas 1%.
Aksi beli yang dilakukan di bursa saham AS tak lepas dari kehadiran perkembangan positif terkait perang dagang itu sendiri. Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa dirinya akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan depan di Jepang.
Sekadar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.
Bisa jadi, hal serupa akan kita temukan juga setelah Trump selesai bersua dengan Xi pada akhir bulan depan. Ada optimisme di kalangan pelaku pasar bahwa eskalasi perang dagang akan segera berhenti.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/prm)
Wajar jika aksi beli mewarnai perdagangan di pasar saham AS kemarin. Pasalnya, Wall Street sudah babak belur pada perdagangan hari Senin. Pada perdagangan pertama di pekan ini tersebut, indeks Dow Jones jatuh 2,38%, indeks S&P 500 ambruk 2,41%, dan indeks Nasdaq Composite anjlok 3,41%.
Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 dibuat mengalami hari terburuknya sejak awal tahun ini, sedangkan kejatuhan indeks Nasdaq Composite yang mencapai 3,41% merupakan yang terdalam sepanjang 2019.
Saham-saham yang sebelumnya dilego seiring dengan eksposurnya yang besar terhadap perang dagang AS-China kini kembali diserbu investor yang melihat bahwa valuasinya sudah cenderung murah.
Harga saham pabrikan pesawat terbang Boeing melesat 1,7%, sama dengan apresiasi harga saham produsen alat berat Caterpillar, sementara harga saham raksasa teknologi Apple naik 1,6%. Harga saham perbankan seperti Citigroup dan Bank of America juga menguat, masing-masing di atas 1%.
Aksi beli yang dilakukan di bursa saham AS tak lepas dari kehadiran perkembangan positif terkait perang dagang itu sendiri. Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa dirinya akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan depan di Jepang.
Sekadar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.
Bisa jadi, hal serupa akan kita temukan juga setelah Trump selesai bersua dengan Xi pada akhir bulan depan. Ada optimisme di kalangan pelaku pasar bahwa eskalasi perang dagang akan segera berhenti.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular