
Newsletter
Wall Street Kebakaran! Pasar Keuangan Indonesia Apa Kabar?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 May 2019 07:26

Beralih ke AS, Wall Street kebakaran pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Dow Jones jatuh 2,38%, indeks S&P 500 ambruk 2,41%, dan indeks Nasdaq Composite anjlok 3,41%.
Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 mengalami hari terburuknya sejak awal tahun ini, sedangkan kejatuhan indeks Nasdaq Composite yang mencapai 3,41% merupakan yang terdalam sepanjang 2019.
Hal yang ditakutkan pelaku pasar benar menjadi kenyataan. Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Mnuchin mencoba untuk meredakan tensi dengan menyebut bahwa kedua negara masih berada dalam proses negosiasi. Namun, pelaku pasar sudah kelewat panik dan aksi jual di Wall Street menjadi sulit untuk diredam.
Apalagi, terlepas dari komentar Mnuchin dan sebelumnya Trump bahwa negosiasi dengan China masih berlanjut, hingga saat ini belum ada konfirmasi terkait dengan kapan delegasi AS dan China akan kembali bertemu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/prm)
Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 mengalami hari terburuknya sejak awal tahun ini, sedangkan kejatuhan indeks Nasdaq Composite yang mencapai 3,41% merupakan yang terdalam sepanjang 2019.
Hal yang ditakutkan pelaku pasar benar menjadi kenyataan. Kemarin, China mengumumkan balasannya atas pengenaan bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan.
Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa bea masuk bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar akan dinaikkan menjadi 20 dan 25%, dari yang sebelumnya berada di level 5% dan 10%. Barang-barang agrikultur menjadi sasaran dari pemerintah China.
Ketika berlaku pada tanggal 1 Juni, importir asal China akan membayar bea masuk yang lebih tinggi ketika mendatangkan produk agrikultur seperti kacang tanah, gula, gandum, ayam dan kalkun dari Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan, China menyebut bahwa bea masuk tambahan yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin telah membahayakan kepentingan kedua negara serta tak sesuai dengan ekspektasi dari dunia internasional, seperti dilansir dari CNBC International.
Mnuchin mencoba untuk meredakan tensi dengan menyebut bahwa kedua negara masih berada dalam proses negosiasi. Namun, pelaku pasar sudah kelewat panik dan aksi jual di Wall Street menjadi sulit untuk diredam.
Apalagi, terlepas dari komentar Mnuchin dan sebelumnya Trump bahwa negosiasi dengan China masih berlanjut, hingga saat ini belum ada konfirmasi terkait dengan kapan delegasi AS dan China akan kembali bertemu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular