China Luncurkan Serangan Balasan ke AS, Kerek Tarif Rp 840 T
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
13 May 2019 20:52

Jakarta, CNBC Indonesia - China melancarkan serangan balik kepada Amerika Serikat (AS). Tiongkok memutuskan untuk menaikkan tarif bea masuk impor barang dari AS sebesar US$60 miliar atau setara Rp 840 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000).
Kebijakan yang berlaku 1 Juni 2019 merupakan aksi balasan atas keputusan Presiden Donald Trump yang menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% atas 5.000 barang impor China yang nilainya mencapai US$200 miliar. Tarif AS juga berlaku mulai 1 Juni 2019.
Tarif bea masuk dari China banyak menyasar produk pertanian AS. Sektor ini telah terpukul cukup dalam pada perang dagang jilid pertama. Ribuan produk yang ditargetkan yaitu termasuk kacang, gula, gandum, ayam dan kalkun, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (13/5/2019).
Baik Gedung Putih maupun Departemen Keuangan AS belum dapat segera menanggapi permintaan CNBC internasional untuk mengomentari kenaikan tarif tersebut.
Dalam penjelasannya Jumat (10/5/2019), AS memutuskan menaikkan tarif bea masuk barang China karena Tiongkok menarik diri dari perundingan perdagangan yang dianggap telah berkembang dengan baik.
Pekan lalu Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bertemu dengan para perunding China dalam pembicaraan yang disebut Mnuchin sebagai pembicaraan yang "konstruktif," kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan dan belum ada lagi pembicaraan yang direncanakan untuk saat ini.
Donald Trump, yang ingin menyelesaikan keluhan seperti pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi secara paksa dan defisit perdagangan, mendorong China untuk membuat kesepakatan menjelang Senin ini.
Dalam serangkaian tweet, presiden berargumen bahwa tarif itu "sangat buruk bagi China." Dia mengatakan "China seharusnya tidak membalas" karena "hanya akan menjadi lebih buruk!"
"Anda memiliki banyak hal, hampir selesai, & Anda mundur!" Ia menulis tentang China dan Presiden Xi Jinping.
Simak video AS menabuh genderang perang dengan China di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Trump Sebut China Ngebet Rampungkan Perang Dagang, Benarkah?
Kebijakan yang berlaku 1 Juni 2019 merupakan aksi balasan atas keputusan Presiden Donald Trump yang menaikkan tarif dari 10% menjadi 25% atas 5.000 barang impor China yang nilainya mencapai US$200 miliar. Tarif AS juga berlaku mulai 1 Juni 2019.
Baik Gedung Putih maupun Departemen Keuangan AS belum dapat segera menanggapi permintaan CNBC internasional untuk mengomentari kenaikan tarif tersebut.
Dalam penjelasannya Jumat (10/5/2019), AS memutuskan menaikkan tarif bea masuk barang China karena Tiongkok menarik diri dari perundingan perdagangan yang dianggap telah berkembang dengan baik.
![]() |
Pekan lalu Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bertemu dengan para perunding China dalam pembicaraan yang disebut Mnuchin sebagai pembicaraan yang "konstruktif," kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan dan belum ada lagi pembicaraan yang direncanakan untuk saat ini.
Donald Trump, yang ingin menyelesaikan keluhan seperti pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi secara paksa dan defisit perdagangan, mendorong China untuk membuat kesepakatan menjelang Senin ini.
Dalam serangkaian tweet, presiden berargumen bahwa tarif itu "sangat buruk bagi China." Dia mengatakan "China seharusnya tidak membalas" karena "hanya akan menjadi lebih buruk!"
"Anda memiliki banyak hal, hampir selesai, & Anda mundur!" Ia menulis tentang China dan Presiden Xi Jinping.
Simak video AS menabuh genderang perang dengan China di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Trump Sebut China Ngebet Rampungkan Perang Dagang, Benarkah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular