Newsletter

AS-China 'No Deal', Pasar Keuangan Indonesia Ambruk Lagi?

Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 May 2019 07:02
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, ada sejumlah sentimen yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar. Pertama, perkembangan terkait perang dagang AS-China. Walaupun Trump menyebut bahwa negosiasi dagang dengan China akan berlanjut di masa depan, namun Mnuhcin menyebut bahwa hingga saat ini tidak ada negosiasi dagang yang dijadwalkan akan digelar dengan China.

Lebih lanjut, Trump diketahui sudah memerintahkan Lighthizer untuk memulai proses guna mengenakan bea masuk senilai 25% bagi seluruh produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang.


Pihak Beijing pun tak tinggal diam. Dalam sebuah rekaman video, Liu He mengatakan kepada beberapa reporter asal China bahwa pihaknya secara tegas menolak kenaikan bea masuk yang dieksekusi AS menjelang akhir pekan kemarin dan pihaknya tak punya pilihan lain selain membalas, dilansir dari Reuters.

Terkait dengan negosiasi dagang dengan AS pada pekan kemarin, Liu He menyebut bahwa ada 3 perbedaan mendasar yang membuat kesepakatan dagang belum bisa diteken.

Seperti dilansir dari Reuters, salah satu perbedaan yang dimaksud adalah terkait dengan pengenaan bea masuk. China berpendapat bahwa jika kedua belah pihak ingin meneken kesepakatan, maka seluruh bea masuk harus dihapuskan.

Perbedaan kedua adalah terkait dengan volume pembelian barang-barang AS oleh China, sementara yang ketiga adalah terkait dengan bahasa yang akan digunakan dalam teks kesepakatan dagang kedua negara.

“Setiap negara memiliki martabatnya sendiri, jadi teksnya harus berimbang,” papar Liu He, dilansir dari Reuters.


Dengan perbedaan mendalam yang ada antar kedua negara serta langkah agresif dari pihak AS untuk terus mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China, ditambah dengan belum adanya rencana untuk menggelar negosiasi lanjutan, perang dagang AS-China sangat mungkin untuk tereskalasi secara cepat.

Jika perkembangannya memang benar mengarah ke sini, rasanya investor tak memiliki pilihan lain selain mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven. Ini tentu bukan kabar baik bagi saham, obligasi, dan rupiah.

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(ank/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular