
Newsletter
Kalau tak Ada Aral Melintang, IHSG & Rupiah Menguat Hari Ini
Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 April 2019 06:55

Beralih ke AS, Wall Street menorehkan kinerja yang impresif, di mana indeks Dow Jones ditutup naik 0,04%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menguat masing-masing sebesar 0,11% dan 0,19%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berakhir di level penutupan tertinggi sepanjang masa.
Rilis data ekonomi yang lagi-lagi menggembirakan sukses membangkitkan hasrat investor untuk berburu saham-saham di Negeri Paman Sam. Kemarin, personal spending periode Maret 2019 diumumkan tumbuh sebesar 0,9% secara bulanan, di atas capaian periode Februari yang sebesar 0,1%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yang sebesar 0,7%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai catatan, data ini menggambarkan perubahan jumlah uang yang dibelanjakan oleh konsumen di AS (setelah disesuaikan dengan inflasi).
Selain oleh data ekonomi, kuatnya laju perekonomian AS juga dibuktikan oleh rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di sana.
Hingga Senin pagi waktu setempat, dari 231 perusahaan anggota indeks S&P 500 yang sudah merilis kinerja keuangan kuartalannya, sebanyak 77,5% di antaranya berhasil mencatatkan laba bersih di atas ekspektasi, menurut data FactSet yang dilansir dari CNBC International. Rata-rata pertumbuhan laba bersihnya adalah sebesar 1% secara tahunan, jauh di atas ekspektasi yakni kontraksi sebesar 4,2%.
Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari optimisme yang menyelimuti negosiasi dagang AS-China. Pada hari ini, delegasi AS dijadwalkan menggelar negosiasi dagang lanjutan dengan China di Beijing.
Dalam pernyataan tertulisnya yang dirilis pada pekan lalu, Gedung Putih mengatakan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan memimpin delegasi AS. Sementara itu, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Dalam pertemuan pekan ini, isu-isu krusial yang selama ini sulit sekali untuk dipecahkan seperti pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa akan kembali dibahas.
BERLANJUT KE HALAMAN 3
(ank/prm)
Rilis data ekonomi yang lagi-lagi menggembirakan sukses membangkitkan hasrat investor untuk berburu saham-saham di Negeri Paman Sam. Kemarin, personal spending periode Maret 2019 diumumkan tumbuh sebesar 0,9% secara bulanan, di atas capaian periode Februari yang sebesar 0,1%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yang sebesar 0,7%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai catatan, data ini menggambarkan perubahan jumlah uang yang dibelanjakan oleh konsumen di AS (setelah disesuaikan dengan inflasi).
Selain oleh data ekonomi, kuatnya laju perekonomian AS juga dibuktikan oleh rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di sana.
Hingga Senin pagi waktu setempat, dari 231 perusahaan anggota indeks S&P 500 yang sudah merilis kinerja keuangan kuartalannya, sebanyak 77,5% di antaranya berhasil mencatatkan laba bersih di atas ekspektasi, menurut data FactSet yang dilansir dari CNBC International. Rata-rata pertumbuhan laba bersihnya adalah sebesar 1% secara tahunan, jauh di atas ekspektasi yakni kontraksi sebesar 4,2%.
Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari optimisme yang menyelimuti negosiasi dagang AS-China. Pada hari ini, delegasi AS dijadwalkan menggelar negosiasi dagang lanjutan dengan China di Beijing.
Dalam pernyataan tertulisnya yang dirilis pada pekan lalu, Gedung Putih mengatakan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan memimpin delegasi AS. Sementara itu, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Dalam pertemuan pekan ini, isu-isu krusial yang selama ini sulit sekali untuk dipecahkan seperti pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa akan kembali dibahas.
BERLANJUT KE HALAMAN 3
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular