Newsletter

Kalau tak Ada Aral Melintang, IHSG & Rupiah Menguat Hari Ini

Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 April 2019 06:55
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sentimen ketiga yang perlu dicermati investor adalah pergerakan dolar AS. Sepertinya, mata uang negara-negara kawasan Asia akan perkasa di hadapan greenback pada hari ini, termasuk rupiah. Hingga pukul 05:33 WIB, indeks dolar AS terkoreksi sebesar 0,16%.

Sejatinya, data ekonomi yang dirilis di AS masih kondusif untuk mendorong aksi beli atas dolar AS. Namun, penguatan yang sudah cukup tinggi membuat pelaku pasar lebih memilih untuk merealisasikan keuntungan yang sudah didapatkan. Alhasil, dolar AS menjadi loyo. Dalam sepekan terakhir, indeks dolar AS sudah menguat sebesar 0,58%.

Khusus untuk rupiah, pelemahan pada perdagangan kemarin membuatnya resmi tak pernah mencetak apresiasi selama 6 hari beruntun. Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat. Alhasil, ruang bagi investor untuk mengakumulasi rupiah pada hari ini menjadi terbuka lebar.

Apalagi, harga minyak mentah dunia terlihat mendukung bagi rupiah. Hingga pukul 5:45 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman bulan Juni hanya naik tipis 0,09% ke level US$ 63,56/barel, sementara brent kontrak pengiriman bulan Juni turun 0,26% ke level US$ 71,96/barel.

Kala harga minyak mentah terkendali, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan bisa ditekan.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Penguatan rupiah pada akhirnya diharapkan bisa ‘merayu’ investor asing yang kemarin membukukan jual bersih senilai Rp 336,7 miliar di pasar saham tanah air (pasar reguler) untuk kembali masuk.

Jadi, kalau tak ada aral melintang, seharusnya IHSG dan rupiah bisa sama-sama menguat pada hari ini.


BERLANJUT KE HALAMAN 5

(ank/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular