
Newsletter
Kalau tak Ada Aral Melintang, IHSG & Rupiah Menguat Hari Ini
Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 April 2019 06:55

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan dari Wall Street yang bisa dibilang sangat positif. Walaupun penguatan kemarin tak signifikan, namun sudah cukup untuk membuat indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup di level tertinggi sepanjang masa, sesuatu yang pastinya tidak mudah untuk dilakukan.
Sentimen kedua yang perlu dicermati adalah perkembangan seputar negosiasi dagang AS-China. Melansir pemberitaan New York Times yang dikutip dari CNBC International, negosiasi dagang antara AS dan China disebut Mnuchin sudah memasuki tahap akhir.
“Saya rasa kedua belah pihak memiliki keinginan untuk mencapai sebuah kesepakatan,” papar Mnuchin. “Kami telah mencapi banyak kemajuan.”
Namun, pernyataan defensif juga diungkapkan Mnuchin. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.
Jika kesepakatan dagang bisa segera disegel, ada kemungkinan bahwa pengenaan bea masuk tersebut akan dicabut, mendorong perekonomian AS dan China melaju lebih kencang.
Mengingat nasib perekonomian AS dan China selaku 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar yang menjadi taruhannya, pelaku pasar patut mencermati segala perkembangan yang datang dari China, tepatnya Beijing.
Kalau sampai nada-nada positif terdengar dari sana, maka aksi beli dengan intensitas yang besar bisa terjadi di pasar keuangan Asia. Sebaliknya, kalau nada-nada negatif yang terdengar, aksi jual dengan intensitas yang besar bisa jadi merupakan sebuah keniscayaan.
BERLANJUT KE HALAMAN 4
(ank/prm)
Sentimen kedua yang perlu dicermati adalah perkembangan seputar negosiasi dagang AS-China. Melansir pemberitaan New York Times yang dikutip dari CNBC International, negosiasi dagang antara AS dan China disebut Mnuchin sudah memasuki tahap akhir.
“Saya rasa kedua belah pihak memiliki keinginan untuk mencapai sebuah kesepakatan,” papar Mnuchin. “Kami telah mencapi banyak kemajuan.”
Namun, pernyataan defensif juga diungkapkan Mnuchin. Menurutnya, walaupun kedua negara sudah mendekati sebuah kesepakatan, kini negosiasi memasuki tahap di mana sebuah kesepakatan bisa diteken atau justru berakhir tanpa kesepakatan sama sekali.
Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.
Jika kesepakatan dagang bisa segera disegel, ada kemungkinan bahwa pengenaan bea masuk tersebut akan dicabut, mendorong perekonomian AS dan China melaju lebih kencang.
Mengingat nasib perekonomian AS dan China selaku 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar yang menjadi taruhannya, pelaku pasar patut mencermati segala perkembangan yang datang dari China, tepatnya Beijing.
Kalau sampai nada-nada positif terdengar dari sana, maka aksi beli dengan intensitas yang besar bisa terjadi di pasar keuangan Asia. Sebaliknya, kalau nada-nada negatif yang terdengar, aksi jual dengan intensitas yang besar bisa jadi merupakan sebuah keniscayaan.
BERLANJUT KE HALAMAN 4
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular