
Newsletter
Wall Street Galau Nih, IHSG Bagaimana?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 April 2019 05:50

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,51%, S&P 500 terkoreksi tipis 0,04%, tetapi Nasdaq Composite naik 0,21%. Galau nih...
Laporan keuangan emiten-emiten industri manufaktur membuat DJIA terkoreksi paling dalam. Misalnya 3M, yang harga sahamnya amblas nyaris 13%, karena laba per saham (Earnings per Share/EPS) kuartal I-2019 yang sebesar US$ 2,23. Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 2,5, dan turun 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan pada kuartal I-2019 tercatat S$ 7,86 miliar, turun 5% dari tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah penurunan penjualan di wilayah Asia Pasifik (-7,4%), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (-9,4%), serta Amerika Latin dan Kanada (-6,5%).
Namun Nasdaq berhasil selamat karena laporan keuangan emiten teknologi yang ciamik. Harga saham Facebook melonjak 5,85% karena pada kuartal I-2019 membukukan EPS US$ 1,89. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan sebesar US$ 1,63 dan naik 11,83% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemudian harga saham Microsoft naik 3,31%, gara-gara EPS kuartal I-2019 yang sebesar US$ 1,14. Lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 1.
"Sentimen berfluktuasi karena laporan keuangan yang memberi sinyal mixed. Sepertinya ke depan juga masih akan seperti ini," ujar Kristina Hooper, Chief Global Market Strategist di Invesco yang berbasis di New York, dikutip dari Reuters.
Rilis data yang positif sepertinya tidak banyak membantu. Pada Maret, pemesanan barang-barang tahan lama (durable goods) made in the USA naik 2,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan paling tajam sejak Agustus 2018.
Kemudian pemesanan barang modal inti (non-pertahanan dan pesawat) naik 1,3% month-on-month (MoM) menjadi US$ 70 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhannya juga menjadi yang terbaik sejak Juli 2018.
(aji/aji)
Laporan keuangan emiten-emiten industri manufaktur membuat DJIA terkoreksi paling dalam. Misalnya 3M, yang harga sahamnya amblas nyaris 13%, karena laba per saham (Earnings per Share/EPS) kuartal I-2019 yang sebesar US$ 2,23. Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 2,5, dan turun 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan pada kuartal I-2019 tercatat S$ 7,86 miliar, turun 5% dari tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah penurunan penjualan di wilayah Asia Pasifik (-7,4%), Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (-9,4%), serta Amerika Latin dan Kanada (-6,5%).
Namun Nasdaq berhasil selamat karena laporan keuangan emiten teknologi yang ciamik. Harga saham Facebook melonjak 5,85% karena pada kuartal I-2019 membukukan EPS US$ 1,89. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan sebesar US$ 1,63 dan naik 11,83% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemudian harga saham Microsoft naik 3,31%, gara-gara EPS kuartal I-2019 yang sebesar US$ 1,14. Lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 1.
"Sentimen berfluktuasi karena laporan keuangan yang memberi sinyal mixed. Sepertinya ke depan juga masih akan seperti ini," ujar Kristina Hooper, Chief Global Market Strategist di Invesco yang berbasis di New York, dikutip dari Reuters.
Rilis data yang positif sepertinya tidak banyak membantu. Pada Maret, pemesanan barang-barang tahan lama (durable goods) made in the USA naik 2,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan paling tajam sejak Agustus 2018.
Kemudian pemesanan barang modal inti (non-pertahanan dan pesawat) naik 1,3% month-on-month (MoM) menjadi US$ 70 miliar, tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhannya juga menjadi yang terbaik sejak Juli 2018.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular