
Newsletter
Wall Street Ceria, Semoga IHSG Juga
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 April 2019 05:32

Kabar gembira untuk kita semua datang dari Wall Street, karena tiga indeks utama di bursa saham New York menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,27%, S&P 500 melejit 1,16%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,29%.
Investor sepertinya merespons positif sejumlah rilis data terbaru. Kemarin, angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China versi Caixin pada Maret tercatat 50,8. Ini menjadi pencapaian terbaik dalam 8 bulan terakhir, dan untuk kali pertama dalam 4 bulan berada di atas 50 yang berarti dunia usaha sedang ekspansif.
Sementara PMI manufaktur AS versi ISM pada Maret tercatat 55,3, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 54,2. Angka Februari adalah yang terendah sejak November 2016.
PMI China dan AS yang tumbuh menandakan industri manufaktur di dua kekuatan ekonomi terbesar dunia sedang bergeliat, ada peningkatan aktivitas. Artinya, dua mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi global sedang bekerja dan masih berfungsi dengan baik. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dunia pun sedikit mereda.
Selain itu, investor juga bergairah karena pasar obligasi pemerintah AS masih dalam kondisi normal. Pada pukul 04:10 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,3858% sementara untuk tenor 10 tahun tercatat 2,5027%. Jarak di antara keduanya semakin jauh, peluang terulangnya inversi pun mengecil.
"Pekan lalu, yield obligasi negara membuat proyeksi ekonomi ke depan menjadi suram. Sekarang aura negatif itu perlahan hilang dan arus modal pun kembali masuk," kata Ketih Lerner, Chief Market Strategist di SunTrust Advisory Services yang berbasis di Atlanta, mengutip Reuters.
Kemudian, hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa juga ikut mengangkat Wall Street. Kemarin, China memutuskan menunda pemberlakuan kenaikan bea masuk produk otomotif dan suku cadang made in the USA. Sedianya tarif bea masuk produk ini akan naik dari 10% menjadi 25% mulai 2 April, tetapi batal demi hukum karena hubungan Washington-Beijing yang semakin mesra untuk menuju damai dagang bersama.
Baca:
Damai Dagang Mendekat, China Tunda Kenakan Bea Impor Mobil AS
Akibatnya, saham-saham industri otomotif pun menguat signifikan. Saham General Motors melonjak 1,78% sementara Ford meroket 2,28%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Investor sepertinya merespons positif sejumlah rilis data terbaru. Kemarin, angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China versi Caixin pada Maret tercatat 50,8. Ini menjadi pencapaian terbaik dalam 8 bulan terakhir, dan untuk kali pertama dalam 4 bulan berada di atas 50 yang berarti dunia usaha sedang ekspansif.
Sementara PMI manufaktur AS versi ISM pada Maret tercatat 55,3, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 54,2. Angka Februari adalah yang terendah sejak November 2016.
PMI China dan AS yang tumbuh menandakan industri manufaktur di dua kekuatan ekonomi terbesar dunia sedang bergeliat, ada peningkatan aktivitas. Artinya, dua mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi global sedang bekerja dan masih berfungsi dengan baik. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dunia pun sedikit mereda.
Selain itu, investor juga bergairah karena pasar obligasi pemerintah AS masih dalam kondisi normal. Pada pukul 04:10 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,3858% sementara untuk tenor 10 tahun tercatat 2,5027%. Jarak di antara keduanya semakin jauh, peluang terulangnya inversi pun mengecil.
"Pekan lalu, yield obligasi negara membuat proyeksi ekonomi ke depan menjadi suram. Sekarang aura negatif itu perlahan hilang dan arus modal pun kembali masuk," kata Ketih Lerner, Chief Market Strategist di SunTrust Advisory Services yang berbasis di Atlanta, mengutip Reuters.
Kemudian, hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa juga ikut mengangkat Wall Street. Kemarin, China memutuskan menunda pemberlakuan kenaikan bea masuk produk otomotif dan suku cadang made in the USA. Sedianya tarif bea masuk produk ini akan naik dari 10% menjadi 25% mulai 2 April, tetapi batal demi hukum karena hubungan Washington-Beijing yang semakin mesra untuk menuju damai dagang bersama.
Baca:
Damai Dagang Mendekat, China Tunda Kenakan Bea Impor Mobil AS
Akibatnya, saham-saham industri otomotif pun menguat signifikan. Saham General Motors melonjak 1,78% sementara Ford meroket 2,28%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular