
Newsletter
Senin yang Sibuk: Ada Dialog Dagang, Brexit, dan Inflasi
Hidayat Setiaji & Dwi Ayuningtyas & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 April 2019 05:51

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah kinerja Wall Street yang ciamik baik secara mingguan maupun pada akhir pekan. Melihat Wall Street yang hijau bisa menjadi mood booster bagi pelaku pasar di Asia untuk memulai pekan yang baru.
Sentimen kedua adalah antisipasi investor jelang perundingan dagang lanjutan di Washington. Liu dan delegasi dari Beijing dijadwalkan memulai perundingan dengan Mnuchin dan Lighthizer pada 3 April.
Rombongan dari Beijing akan datang ke AS dengan membawa 'oleh-oleh' yaitu penundaan kenaikan bea masuk bagi produk otomotif dan suku cadang made in the USA yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya tarif produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.
"Langkah ini bertujuan untuk melanjutkan atmosfer positif dari perundingan kedua negara. Ini merupakan langkah konkret China untuk mendorong negosiasi perdagangan bilateral. Kami berharap AS bisa bekerja sama dengan China untuk mempercepat proses negosiasi dan mencapai tujuan menghapus ketegangan dagang," papar keterangan tertulis dari kantor Dewan Negara China, seperti dikutip dari Reuters.
Niat baik dari China diharapkan membuat AS tergetar hatinya, sehingga proses menuju damai dagang bisa selesai dengan cepat. Semoga Grassley benar bahwa kedua negara akan meneken kesepakatan damai dagang pada akhir bulan ini.
Jika muncul lagi kabar terbaru yang positif seputar relasi AS-China, maka akan membuat pelaku pasar semakin bergairah mencari cuan. Aset-aset berisiko di negara berkembang akan kembali menjadi incaran, dan ini tentu menjadi berkah bagi IHSG, rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN).
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah antisipasi investor jelang perundingan dagang lanjutan di Washington. Liu dan delegasi dari Beijing dijadwalkan memulai perundingan dengan Mnuchin dan Lighthizer pada 3 April.
Rombongan dari Beijing akan datang ke AS dengan membawa 'oleh-oleh' yaitu penundaan kenaikan bea masuk bagi produk otomotif dan suku cadang made in the USA yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya tarif produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.
"Langkah ini bertujuan untuk melanjutkan atmosfer positif dari perundingan kedua negara. Ini merupakan langkah konkret China untuk mendorong negosiasi perdagangan bilateral. Kami berharap AS bisa bekerja sama dengan China untuk mempercepat proses negosiasi dan mencapai tujuan menghapus ketegangan dagang," papar keterangan tertulis dari kantor Dewan Negara China, seperti dikutip dari Reuters.
Niat baik dari China diharapkan membuat AS tergetar hatinya, sehingga proses menuju damai dagang bisa selesai dengan cepat. Semoga Grassley benar bahwa kedua negara akan meneken kesepakatan damai dagang pada akhir bulan ini.
Jika muncul lagi kabar terbaru yang positif seputar relasi AS-China, maka akan membuat pelaku pasar semakin bergairah mencari cuan. Aset-aset berisiko di negara berkembang akan kembali menjadi incaran, dan ini tentu menjadi berkah bagi IHSG, rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN).
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular