
Newsletter
Damai dengan China, AS Siap 'Perang' Lawan India!
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 March 2019 05:56

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah Wall Street yang berakhir di zona merah. Meski koreksi Wall Street relatif terbatas, tetapi bisa membuat mood pelaku pasar di Asia menjadi jelek dalam mengawali perdagangan.
Sentimen kedua yang patut diwaspadai adalah berlanjutnya keperkasaan dolar AS. pada pukul 04:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,17%.
Seperti yang sudah disampaikan, data-data terbaru di AS menunjukkan hasil positif. Data-data ini sedikit banyak menghapus kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi AS, karena ternyata dunia usaha dan rumah tangga masih terus melakukan ekspansi.
Artinya, peluang The Federal Reserves/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi semakin terbuka. The Fed tentu punya kepentingan agar roda perekonomian AS tidak melaju terlalu cepat dan menimbulkan tekanan inflasi yang tidak perlu alias overheating. Cara untuk membuat roda perekonomian bergerak lebih sehat adalah mengeremnya melalui kenaikan suku bunga acuan.
Meski mungkin tidak dilakukan dalam waktu dekat, tetapi prospek kenaikan Federal Fund Rate menjadi bekal keperkasaan dolar AS. Berinvestasi di dolar AS akan menguntungkan karena iming-iming kenaikan suku bunga acuan. Akibatnya, ada kemungkinan arus modal masih akan berkerumun di sekitar mata uang Negeri Paman Sam.
Apabila dolar AS terus menguat, maka nasib rupiah menjadi penuh tanda tanya. Kemarin saja rupiah baru bisa menguat pada menit terakhir perdagangan, pukul 15:59 WIB. Posisi mata uang Tanah Air masih belum stabil, masih rentan terjatuh lagi, sehingga investor perlu berhati-hati.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Sentimen kedua yang patut diwaspadai adalah berlanjutnya keperkasaan dolar AS. pada pukul 04:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,17%.
Seperti yang sudah disampaikan, data-data terbaru di AS menunjukkan hasil positif. Data-data ini sedikit banyak menghapus kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi AS, karena ternyata dunia usaha dan rumah tangga masih terus melakukan ekspansi.
Artinya, peluang The Federal Reserves/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi semakin terbuka. The Fed tentu punya kepentingan agar roda perekonomian AS tidak melaju terlalu cepat dan menimbulkan tekanan inflasi yang tidak perlu alias overheating. Cara untuk membuat roda perekonomian bergerak lebih sehat adalah mengeremnya melalui kenaikan suku bunga acuan.
Meski mungkin tidak dilakukan dalam waktu dekat, tetapi prospek kenaikan Federal Fund Rate menjadi bekal keperkasaan dolar AS. Berinvestasi di dolar AS akan menguntungkan karena iming-iming kenaikan suku bunga acuan. Akibatnya, ada kemungkinan arus modal masih akan berkerumun di sekitar mata uang Negeri Paman Sam.
Apabila dolar AS terus menguat, maka nasib rupiah menjadi penuh tanda tanya. Kemarin saja rupiah baru bisa menguat pada menit terakhir perdagangan, pukul 15:59 WIB. Posisi mata uang Tanah Air masih belum stabil, masih rentan terjatuh lagi, sehingga investor perlu berhati-hati.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular