Newsletter

Damai dengan China, AS Siap 'Perang' Lawan India!

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 March 2019 05:56
Wall Street Penuh Kegamangan
Ilustrasi Bursa Saham New York (REUTERS/Andrew Kelly)
Dari Wall Street,  tiga indeks utama berakhir melemah tetapi dalam rentang terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,05%, S&P 500 minus 0,11%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,02%. 

Investor di bursa saham New York sepertinya beraktivitas dengan penuh kehati-hatian. Pasalnya, ada sentimen positif dan negatif yang datang bersamaan. 

Sentimen positif datang dari rilis Purchasing Manager Index (PMI) non-manufaktur AS versi ISM yang pada Februari 2019 berada di 59,7. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 56,7. Angka Februari juga menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. 

Kemudian penjualan properti residensial baru di Negeri Paman Sam pada Desember 2018 tercatat 621.000 unit pada Desember 2018 atau naik 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka penjualan rumah baru tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2018. 

Lalu, emiten-emiten ritel di Wall Street juga memberi kabar gembira. Target, misalnya, memperkirakan laba per saham (Earnings per Share/EPS) pada tahun fiskal 2019 di kisaran US$ 5,75-6,05. Lebih baik ketimbanga konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 5,61. 

"Performa ini tidak hanya karena konsumen masih kuat, tetapi juga menunjukkan strategi kami berhasil. Tim kami bekerja secara agresif untuk mengejar pangsa pasar, terutama di mainan anak-anak," kata CEO Target Brian Cornell, mengutip Reuters. 

Investor memberikan apresiasi dengan memborong saham Target. Harga saham Target pun melesat dengan penguatan mencapai 4,58%. 

Sedangkan sentimen negatif yang membuat pelaku pasar enggan terlampau agresif adalah terkait hubungan AS-China. Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, menyatakan Presiden Donald Trump bisa saja membatalkan kesepakatan dagang dengan China jika hasilnya tidak menguntungkan. 

"Ya," kata Pompeo menjawab pernyataan apakah Trump bisa meninggalkan perundingan jika hasilnya tidak memuaskan. 

"Perkembangan (perundingan dengan China) memang baik, tetapi harus benar. Ini harus berguna bagi AS, jika tidak maka akan kami paksakan terus. Kami akan mencoba mendapatkan hasil yang baik, saya percaya itu bisa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters. 

Selain itu, sentimen negatif juga datang dari General Electric (GE). Larry Culp, CEO GE, menyatakan arus kas perseroan dari lini usaha industrial akan negatif pada tahun ini. 

"Sepertinya kita akan melihat angka negatif yang lebih besar tahun ini, karena kami tengah melakukan restrukturisasi," ungkapnya, dikutip dari Reuters. 

Saham GE pun terkoreksi dalam, mencapai 4,72%. Anjloknya saham GE menjadi kontributor signifikan yang membuat Wall Street merah. 

Secara umum, hasil dari pertemuan 'air dan api' ini adalah pelaku pasar yang bersikap hati-hati dan penuh kegamangan. Ini terlihat dari volume perdagangan yang 'hanya' melibatkan 6,9 miliar unit saham, di bawah rata-rata 20 hari terakhir yaitu 7,3 miliar unit. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular