Newsletter

Ada Damai Dagang dan The Fed Kalem, Masa Loyo Lagi?

Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 February 2019 05:55
Damai Dagang AS-China Bikin Wall Street Berbunga-bunga
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew)
Dari Wall Street, tiga indeks utama membukukan penguatan sepanjang pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meroket 3,09%, S&P 500 melesat 2,5%, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,98%. 

Pada perdagangan akhir pekan, ketiganya juga finis di zona hijau. DJIA melonjak 1,74%, S&P 500 melejit 1,09%, dan Nasdaq bertambah 0,61%. 

Performa bursa saham New York yang ciamik tidak lepas dari optimisme investor terhadap dialog dagang AS-China. Sepanjang pekan lalu, kedua negara mengisi waktu dengan melakukan negosiasi dagang di Beijing. 

Hasil dari dialog selama sepekan ini sejatinya belum jelas, karena keduanya sepakat untuk melanjutkan pembicaraan di Washington pekan ini. Namun, pelaku pasar mengendus aroma kemajuan yang berarti. 


Pertanda itu muncul dari cuitan Presiden AS Donald Trump di akun Twitter @realDonaldTrump. Eks taipan properti itu menyatakan dialog dagang dengan China telah mencapai banyak kemajuan. 

"Baru saja bertemu dengan staf saya untuk membahas pertemuan pembahasan kesepakatan dagang dengan China. Kemajuan sudah diraih dalam begitu banyak hal. Negara ini punya potensi yang luar biasa untuk terus tumbuh ke level yang lebih tinggi!" cuit Trump. 


Presiden China Xi Jinping, yang menyambangi arena dialog dagang akhir pekan lalu, juga membawa energi positif. Menurut Xi, berbagai kemajuan sudah diraih dalam perundingan selama sepekan di ibukota. 

"Konsultasi antara dua pihak telah mencapai kemajuan. Saya berharap Anda semua akan melanjutkan upaya ini guna mencapai kesepakatan bersama. Win-win agreement," tutur Xi dalam pidato di Great Hall of the People, mengutip Reuters. 

Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS yang juga menjadi kepala kontingen AS dalam perundingan di Beijing, menyatakan kedua pihak sudah mencapai kesepahaman mengenai berbagai isu krusial. Namun masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. "Kami merasa sudah mencapai kemajuan yang sangat-sangat penting, bahkan dalam hal yang sangat sulit. Masih ada pekerjaan, tetapi kami punya harapan positif," kata Lighthizer, mengutip Reuters. 

Dengan aura positif yang semakin kuat ini, Trump menegaskan bahwa dirinya siap memperpanjang masa 'gencatan senjata' 90 hari yang seyogianya berakhir pada 1 Maret 2019. Namun jika ada perpanjangan waktu sebelum kesepakatan tercipta, maka yang ada adalah AS tidak akan menghapus bea masuk tetapi hanya menunda kenaikan tarif. 

"Ada kemungkinan saya akan memperpanjang waktunya. Akan tetapi kalau saya melakukan itu, maka saya akan tetap mengenakan tarif yang berlaku sekarang. Hanya tidak ada kenaikan," tegasnya dalam jumpa pers di Gedung Putih, mengutip Reuters. 

Sebagai informasi, dalam pertemuan Trump dengan Presiden China Xi jinping di Argentina pada awal Desember 2018 disepakati masa 'gencatan senjata' selama 90 hari. Dalam 90 hari itu, Washington dan Beijing sepakat untuk tidak menaikkan tarif bea masuk dan mengadakan dialog untuk mengakhiri perang dagang yang berkobar sejak awal tahun lalu. 

Jika selama 90 hari tidak ada kesepakatan damai dagang, maka AS akan menaikkan tarif bea masuk bagi importasi produk-produk made in China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Langkah ini kemungkinan besar akan mengundang serangan balasan dari Beijing sehingga perang dagang bakal kembali meletus. 

Namun kini pasar meyakini bahwa AS-China semakin dekat ke arah damai dagang. Walau kesepakatan mungkin belum tercapai pada 1 Maret, setidaknya cukup besar harapan bahwa AS tidak akan menaikkan tarif bea masuk, tetap seperti yang berlaku saat ini. 

Dunia usaha di Negeri Paman Sam yang awalnya ragu kini berbalik optimistis. Mereka meyakini bahwa hubungan AS-China memang benar-benar sudah jauh lebih baik sehingga potensi damai dagang sangat terbuka. 

"Sepertinya memang ada kemajuan yang berarti sehingga terbuka kemungkinan perpanjangan waktu 'gencatan senjata'. Mungkin detilnya belum terlihat, tetapi sudah ada gambaran bahwa ada langkah yang signifikan," kata Craig Allen, Presiden US-China Business Council, dikutip dari Reuters. 

Begitu kuatnya sentimen positif damai dagang AS-China mendorong pelaku pasar untuk memborong aset-aset berisiko seperti saham. Dampaknya jelas, Wall Street melesat begitu tajam. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular