
Newsletter
Menanti Asa dari China
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 February 2019 06:28

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,21%, S&P 500 naik tipis 0,07%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,13%.
Sentimen positif yang memayungi Wall Street adalah optimisme Washington dan Beijing terkait negosiasi dagang. Kevin Hassett, Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengatakan pemerintah AS sangat berharap ada hasil yang positif dari perundingan ini.
"Para (pejabat) junior sedang bekerja dan menyiapkan jalan bagi (pejabat) senior pada akhir pekan. Tentu saja semua disiapkan, soal hak atas kekayaan intelektual, pemaksaan transfer teknologi, dan sebagainya. Gedung Putih sangat menantikan apa yang bisa didapat para senior itu," papar Hassett dalam wawancara bersama Fox Business Network, mengutip Reuters.
Pemerintah China pun mengemukakan harapan serupa. Hua Chunying, juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan dunia ingin melihat hasil dari dialog dagang ini.
"Kami, dan seluruh masyarakat dunia, tentunya berharap ada hasil yang bagus," ujat Hua, mengutip Reuters.
Pernyataan dari Washington dan Beijing itu memberi harapan kepada pelaku pasar. Terlihat bahwa kedua negara berkomitmen untuk melakukan negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Harapan akan terciptanya damai dagang kembali terpelihara.
Namun optimisme dari dialog dagang AS-China tidak cukup kuat untuk membuat bursa saham New York melesat kencang. S&P 500 dan Nasdaq hanya menguat terbatas, DJIA bahkan terkoreksi.
Pasalnya, ada pula sentimen negatif yang membebani yaitu risiko penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan Negeri Paman Sam. Anggaran sementara yang saat ini berlaku hanya berusia sampai 15 Februari. Jika tidak ada persetujuan anggaran baru, maka shutdown bakal kembali mendera AS.
Kongres akan segera menyelesaikan peraturan mengenai anggaran tersebut secepatnya agar ada waktu untuk disahkan di House of Representatives dan Senat. Rencana anggaran yang sudah lolos di dua kamar tersebut akan dikirim ke meja Presiden Donald Trump pada Jumat untuk mendapat pengesahan.
"Kami akan berusaha mencapai sebuah kesepakatan. Saya selalu optimistis, tetapi tetap hati-hati, bahwa kita akan dapat melakukannya," kata Nita Lowey, Ketua Badan Anggaran House of Representatives, mengutip Reuters.
Kekhawatiran terhadap terulangnya shutdown menjadikan pasar sedikit cemas sehingga pergerakannya terbatas. Ini terlihat dari volume transaksi yang 'hanya' melibatkan 6,23 miliar unit saham, di bawah rata-rata selama 20 hari terakhir yang sebesar 7,43 miliar unit.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Sentimen positif yang memayungi Wall Street adalah optimisme Washington dan Beijing terkait negosiasi dagang. Kevin Hassett, Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengatakan pemerintah AS sangat berharap ada hasil yang positif dari perundingan ini.
"Para (pejabat) junior sedang bekerja dan menyiapkan jalan bagi (pejabat) senior pada akhir pekan. Tentu saja semua disiapkan, soal hak atas kekayaan intelektual, pemaksaan transfer teknologi, dan sebagainya. Gedung Putih sangat menantikan apa yang bisa didapat para senior itu," papar Hassett dalam wawancara bersama Fox Business Network, mengutip Reuters.
Pemerintah China pun mengemukakan harapan serupa. Hua Chunying, juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan dunia ingin melihat hasil dari dialog dagang ini.
"Kami, dan seluruh masyarakat dunia, tentunya berharap ada hasil yang bagus," ujat Hua, mengutip Reuters.
Pernyataan dari Washington dan Beijing itu memberi harapan kepada pelaku pasar. Terlihat bahwa kedua negara berkomitmen untuk melakukan negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Harapan akan terciptanya damai dagang kembali terpelihara.
Namun optimisme dari dialog dagang AS-China tidak cukup kuat untuk membuat bursa saham New York melesat kencang. S&P 500 dan Nasdaq hanya menguat terbatas, DJIA bahkan terkoreksi.
Pasalnya, ada pula sentimen negatif yang membebani yaitu risiko penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan Negeri Paman Sam. Anggaran sementara yang saat ini berlaku hanya berusia sampai 15 Februari. Jika tidak ada persetujuan anggaran baru, maka shutdown bakal kembali mendera AS.
Kongres akan segera menyelesaikan peraturan mengenai anggaran tersebut secepatnya agar ada waktu untuk disahkan di House of Representatives dan Senat. Rencana anggaran yang sudah lolos di dua kamar tersebut akan dikirim ke meja Presiden Donald Trump pada Jumat untuk mendapat pengesahan.
"Kami akan berusaha mencapai sebuah kesepakatan. Saya selalu optimistis, tetapi tetap hati-hati, bahwa kita akan dapat melakukannya," kata Nita Lowey, Ketua Badan Anggaran House of Representatives, mengutip Reuters.
Kekhawatiran terhadap terulangnya shutdown menjadikan pasar sedikit cemas sehingga pergerakannya terbatas. Ini terlihat dari volume transaksi yang 'hanya' melibatkan 6,23 miliar unit saham, di bawah rata-rata selama 20 hari terakhir yang sebesar 7,43 miliar unit.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular