Newsletter

Cermati Dinamika Brexit Sampai Kisruh Venezuela

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 January 2019 05:58
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah risiko. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang cenderung tertekan. Dikhawatirkan koreksi di Wall Street menular ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua, investor patut mencermati dampak dari ketidakpastian di Inggris. Hasil voting di parlemen meminta Perdana Menteri Theresa May untuk bernegosiasi ulang dengan Uni Eropa seputar wilayah perbatasan di Kepulauan Irlandia.  

"Malam ini, Yang Mulia Para Anggota Dewan sepakat untuk mendukung perubahan dala kesepakatan wilayah perbatasan. Ada jalan Inggris akan mampu keluar dari Uni Eropa dengan sebuah kesepakatan. Saya akan mencari ruang untuk perubahan itu," kata May, mengutip Reuters. 

Namun, hasil kesepakatan di parlemen ini menjadi seakan sia-sia karena Brussel sudah menutup pintu renegosiasi. Kesepakatan Brexit yang ditolak parlemen Inggris 2 pekan lalu adalah sebuah hal yang final, tidak bisa diutak-atik lagi.  

"Backstop adalah bagian dari kesepakatan itu. Sudah tidak ada lagi ruang negosiasi," tegas Donald Tusk, Ketua Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters. 


Perkembangan ini membuat Brexit kembali menjadi suram. Padahal waktu perceraian London dengan Brussel semakin dekat yaitu pada 29 Maret.

Jika prosesnya terus menemui jalan buntu, maka Inggris harus siap menerima kenyataan pahit bernama No Deal Brexit. Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan dan kompensasi apa-apa. 

Apabila terjadi No Deal Brexit, maka dampaknya akan signifikan. Inggris akan sulit berdagang dengan para tetangganya di Eropa Daratan, karena tidak ada lagi yang namanya bebas bea. Akibatnya, ekspor Negeri Ratu Elizabeth akan terpengaruh dan memperlambat laju perekonomian secara keseluruhan. 

Brexit yang tidak jelas juga membuat fokus pelaku pasar teralihkan. Ini bisa mengurangi minat untuk bermain dengan aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bukan kabar baik buat IHSG dan rupiah.

 Sentimen ketiga adalah nilai tukar dolar AS. Ada kemungkinan dolar AS masih akan perkasa seperti kemarin.  

Pada pukul 05:09 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,09%. Penguatan indeks ini utamanya didapat dari lesunya poundsterling, yang pada pukul 05:10 WIB melemah 0,1% terhadap dolar AS. 

Penyebabnya ya itu tadi, Brexit yang masih kelam. Ketidakpastian Brexit memakan tumbal, sterling melemah karena risiko yang membayangi perekonomian Negeri John Bull.

Jika dolar AS terus perkasa seperti ini, maka akan menjadi alamat buruk bagi rupiah dkk di Asia. Hantu depresiasi sepertinya masih membayangi langkah mata uang Tanah Air. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular