Newsletter

So Sweet, AS-China Sedang 'Lucu-lucunya'!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2018 05:24
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Ilustrasi Dollar AS (REUTERS/Thomas White/Illustration)
Namun dolar AS masih menyimpan tenaga yaitu potensi kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dalam rapat 19 Desember mencapai 83,5%. Lebih tinggi ketimbang seminggu lalu yaitu 79,2%. 

Semakin mendekati hari H rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), biasanya dolar AS menjadi buruan. Apalagi ada harapan besar Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan menaikkan Federal Funds Rate. 

Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengatrol imbalan investasi di AS, terutama untuk instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Demi cuan, investor akan memborong obligasi AS sehingga permintaan terhadap greenback bakal meningkat. Kala permintaan meningkat, maka nilai dolar AS pun semakin mahal alias menguat. 

Untuk saat ini investor masih punya waktu untuk bersuka cita dan mengambil risiko, karena rapat FOMC masih sekitar 3 pekan lagi. Namun semakin mendekati tanggal rapat, maka dolar AS akan mendapatkan kembali momentum penguatannya. 

Sentimen ketiga adalah perkembangan harga minyak, yang sudah disinggung sebelumnya. Kenaikan harga komoditas ini berhasil menjadi penyumbang penguatan di Wall Street, dan bukan tidak mungkin terjadi di Bursa Efek Indonesia. 

Namun kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab, Indonesia adalah negara berstatus net importir migas sehingga kenaikan harga minyak tentu akan membuat impor migas membengkak, meski mungkin volume yang diimpor tidak naik. Akibatnya, defisit neraca migas akan semakin parah dan mempengaruhi transaksi berjalan (current account).

Bagi rupiah, transaksi berjalan adalah fondasi yang sangat penting karena mencerminkan pasokan valas yang sifatnya bertahan lama (sustainable). Kala transaksi berjalan mengalami defisit yang dalam, rupiah pun ikut melemah karena tidak punya fondasi yang kuat. 

Oleh karena itu, kenaikan harga minyak (bila bertahan sepanjang hari) akan menjadi beban bagi langkah rupiah. Kasus seperti ini terjadi kemarin, di mana penguatan rupiah tertahan (bahkan tergerus) karena kenaikan harga minyak. Rupiah pun terpaksa terpental dari jajaran elit mata uang Asia. 



(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular