Newsletter

So Sweet, AS-China Sedang 'Lucu-lucunya'!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2018 05:24
Damai Dagang Sampai Harga Minyak Lesatkan Wall Street
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping makan malam bersama setelah pertemuan pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina (REUTERS / Kevin Lamarque)
Senada dengan bursa saham Benua Kuning, tiga indeks utama di Wall Street juga menguat tajam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir dengan penguatan 1,13%, S&P 500 menanjak 1,1%, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,13%. 

Seperti halnya di Asia, bursa saham New York pun terjangkit euforia damai dagang AS-China. Instrumen berisiko seperti saham diburu, karena investor memang sedang masa bodoh dengan risiko (risk off). 

"Hari ini adalah peringatan AS dan China menunda sesuatu yang mungkin menjadi skenario terburuk dalam hubungan dagang kedua negara. Masih ada hal-hal yang perlu diselesaikan, tetapi sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya," kata Michael Arone, Chief Investment Strategist di State Global Advisors, dikutip dari Reuters. 

Saham-saham sektor industri memimpin penguatan Wall Stret. Indeks sektor industri di DJIA melesat 2,33% karena ada harapan industri manufaktur AS kembali bisa masuk ke pasar China. Harga saham Boeing melesat 3,81%, Caterpillar melejit 2,41%, dan 3M menguat 0,48%. 

Kemudian, saham-saham perusahaan otomotif juga melaju kencang akibat cuitan Trump di Twitter. Trump menyebutkan Negeri Tirai Bambu sepakat untuk menghapuskan bea masuk bagi impor mobil asal AS. 

"China telah setuju untuk mengurangi dan menghapus bea masuk mobil dari AS. Tarif saat ini adalah 40%," cuit Trump. Berkat cuitan tersebut, harga saham Ford melesat 2,02%, General Motors melonjak 1,32%, dan Tesla melejit 2,29%. 

Energi tambahan bagi saham-saham sektor industri adalah rilis data PMI manufaktur AS versi Institute of Supply Management (ISM). Pada November, PMI manufaktur Negeri Paman Sam tercatat 59,3. Lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan di 57,6. Angka November juga naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 57,7. 

Sub-indeks pemesanan baru naik dari 57,4 menjadi 62,1. Sementara sub-indeks ketenagakerjaan naik dari 56,8 menjadi 58,4. Kenaikan ini menunjukkan industri manufaktur di Negeri Adidaya terus membaik, dengan permintaan produk dan penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat. 

Selain semarak damai dagang, perkembangan harga minyak juga mendukung penguatan Wall Street. Indeks sektor energi di DJIA menguat 1,9% didukung oleh berlanjutnya kenaikan harga si emas hitam.  

Pada pukul 04:19 WIB, harga minyak jenis brent melompat 4,46% dan light sweet meroket 5,38%. Akibatnya, saham-saham sektor energi mendapat apresiasi karena potensi kenaikan laba. Harga saham Exxon Mobil melesat 2,16% sementara Chevron menguat 1,45%. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular