Newsletter

Semoga Kabar Baik dari Eropa Jadi Berkah Buat Indonesia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2018 05:10
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk perdagangan hari ini, Wall Street tidak akan memberi pengaruh apa-apa. Sebab bursa saham New York sedang libur karena masyarakat AS memperingati Thanksgiving. Oleh karena itu, setidaknya satu faktor yang bisa memberi risiko tidak hadir hari ini.  

Sentimen kedua adalah perkembangan negosiasi perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit). Brussel dan London sudah menyepakati poin-poin utama draf Brexit yang hasilnya akan diputuskan dalam sidang 25 November. 


"Presiden Komisi Uni Eropa menyampaikan kepada saya bahwa kesepakatan sudah tercapai di level negosiator. Sudah ada kesepahaman secara politik, tinggal pengesahan dari para pimpinan negara," kata Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters. 

Draf tersebut menyatakan bahwa para pihak berkomitmen untuk menjaga hubungan dagang sedekat mungkin dengan mengedepankan kemudahan. Para pihak juga sepakat untuk melakukan liberalisasi perdagangan dan jasa. 

London akan resmi bercerai dengan Brussel pada 29 Maret 2019. Namun draf tersebut menyatakan ada masa transisi yang bisa diperpanjang 1-2 tahun. 

Perkembangan ini membuat pelaku pasar boleh menghembuskan nafas lega. Risiko besar bernama No Deal Brexit kemungkinan tidak terjadi dan Inggris bisa berpisah baik-baik dengan Uni Eropa. 

Pelaku pasar lagi-lagi bersikap risk off, masa bodoh dengan risiko. Tidak ada istilah bermain aman. Akibatnya, dolar AS masih mengalami tekanan. 

Pada pukul 04:07 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,24%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah turun 0,48%. 

Tekanan yang dialami dolar AS bisa menjadi peluang bagi rupiah untuk melanjutkan penguatan. Apalagi dengan adanya sentimen pembatalan lelang obligasi, tentu investor semakin bernafsu berburu surat utang pemerintah Indonesia. Aliran modal dari pasar obligasi ini bisa menjadi pijakan bagi rupiah untuk menguat. 

Sentimen ketiga adalah perkembangan negosiasi fiskal Italia-Uni Eropa. Sepertinya aura positif semakin terasa karena Roma kian membuka diri untuk berdialog. 

"Kami (Italia dan Uni Eropa) punya keinginan yang sama: menurunkan utang," tulis Luigi di Maio, Wakil Perdana Menteri Italia, dalam unggahan di Facebook. 

"Ekspansi anggaran yang moderat tetap diperlukan untuk mengatasi masalah perlambatan ekonomi. Namun kami akan berbicara dengan mitra di Uni Eropa untuk mencari solusi demi kepentingan bersama," kata Giovanni Tria, Menteri Ekonomi Italia, dikutip dari Reuters. 

Hawa positif ini bisa membuat pasar semakin semringah. Ditambah dengan negosiasi Brexit yang juga ada titik terang, maka risk appetite akan meninggi.  

Hasrat bermain dengan instrumen berisiko bisa membawa investor global masuk ke Indonesia. Ini akan membuat IHSG, rupiah, dan obligasi menjadi lebih bergairah. Semoga kabar gembira dari Eropa membawa berkah bagi Indonesia.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular