Newsletter

Semoga Kabar Baik dari Eropa Jadi Berkah Buat Indonesia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2018 05:10
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sentimen keempat adalah harga minyak. Harga si emas hitam sepertinya masih labil, tetapi kecenderungannya tetap melemah. Pada pukul 04:11 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 1,51% dan light sweet amblas 1,43%.

Penyebabnya adalah kenaikan pasokan di AS. US Energy Information Admnistration (EIA) mencatat cadangan minyak Negeri Adidaya bertambah 4,9 juta barel menjadi 446,91 juta barel selama sepekan lalu. Ini merupakan kenaikan mingguan tertinggi sejak Desember 2017. 

Harga komoditas ini juga turun seiring kemesraan AS-Arab Saudi. Hubungan kedua negara sempat menegang akibat kasus pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khasshogi. Namun Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa Washington tetap menjadi mitra yang loyal bagi Riyadh. 


Ini membuat investor yakin bahwa AS tidak akan memberikan sanksi ekonomi kepada Negeri Padang Pasir, meski nantinya terbukti bahwa petinggi kerajaan Arab Saudi terlihat dalam eksekusi Khasshogi. Artinya, pasokan minyak dari Arab Saudi ke pasar dunia tetap terjaga sehingga tidak ada kelangkaan yang menyebabkan kenaikan harga. 

"Harga minyak terus turun. Bagus! Ini seperti pemotongan tarif pajak bagi AS dan dunia. Nikmati! Terima kasih Arab Saudi, tapi ayo lebih rendah lagi!" cuit Trump melalui Twitter. 

Memang salah satu alasan Trump tetap menjaga hubungan baik dengan Arab Saudi adalah minyak. Eks pembawa acara reality show The Apprentice ini melihat sanksi ekonomi kepada Arab Saudi, apalagi blokade ekspor minyak, akan membuat harga minyak meroket sehingga merepotkan seisi dunia. 

Bagi Indonesia, penurunan harga minyak bisa menjadi sentimen positif dan negatif. Positifnya, rupiah akan terbantu karena penurunan harga minyak akan ikut menurunkan biaya importasinya.  

Indonesia adalah negara net importir migas, sehingga penurunan harga minyak akan menciptakan penghematan devisa. Ini kemudian berkontribusi positif kepada neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current acccount). Hasilnya adalah rupiah akan memiliki lebih banyak modal untuk menguat. 

Negatifnya, harga saham sektor energi berpotensi terkoreksi. Akibat tren penurunan harga minyak beberapa waktu terakhir, harga saham ENRG anjlok 6,52% pada perdagagan kemarin. Sedangkan MEDC amblas 2,11% dan ELSA turun 0,62%. 

Koreksi saham-saham sektor energi dan pertambangan akan membebani laju IHSG. Penguatan IHSG menjadi kurang maksimal, atau bahkan bisa saja malah terseret ke zona merah.  

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular