
Newsletter
Berharap Tuah Bunga Acuan
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
16 November 2018 05:33

Dari Wall Street, tiga indeks utama berhasil finis di jalur hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,83%, S&P 500 menguat 0.91%, dan Nasdaq Composite melejit 1,66%.
Hawa damai dagang AS-China mengobarkan nafsu investor untuk berburu aset di bursa saham New York. Financial Times mengabarkan bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bertemu dengan para pengusaha dan berjanji untuk menunda pengenaan bea masuk kepada China untuk sementara.
Lighthizer kemudian menyangkal berita tersebut. "Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tertulis dari kantor Perwakilan Dagang AS.
Meski demikian, investor sudah terlanjur 'memakan' kabar tersebut. Salah satu sektor yang diuntungkan adalah industri, karena ada harapan pasar China kembali dapat dimasuki tanpa hambatan setelah terciptanya damai dagang.
Indeks sektor industri di DJIA naik 1,09% sementara di S&P 500 melesat 1,32%. Saham Caterpillar lompat 3,45% dan MMM terdongkrak 3,46%.
Saham-saham energi juga pulih karena harga minyak rebound. Pada pukul 04:26 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,73% dan light sweet menguat 0,5%. Sebelumnya, harga minyak sempat anjlok di kisaran 7%.
Sepertinya harga minyak yang sudah murah kembali menarik di mata investor. Dalam sebulan terakhir, harga brent anjlok 17,53% sedangkan light sweet amblas 22,74%. Koreksi yang sangat dalam.
Saham Exxon Mobil melesat 1,03% dan Chevron meroket 2,05%. Hasilnya, indeks sektor energi di DJIA menanjak 1,44% dan di S&P 500 melesat 1,65%.
Kemudian, rebound yang dialami saham Apple juga membuat Wall Street bangkit. Setelah 5 hari terjun bebas, harga saham Apple melonjak 2,47%. Sama seperti minyak, investor menilai harga saham produsen iPhone ini sudah terlampau murah karena sudah anjlok 11,03% dalam 5 hari terakhir.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Hawa damai dagang AS-China mengobarkan nafsu investor untuk berburu aset di bursa saham New York. Financial Times mengabarkan bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bertemu dengan para pengusaha dan berjanji untuk menunda pengenaan bea masuk kepada China untuk sementara.
Lighthizer kemudian menyangkal berita tersebut. "Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tertulis dari kantor Perwakilan Dagang AS.
Meski demikian, investor sudah terlanjur 'memakan' kabar tersebut. Salah satu sektor yang diuntungkan adalah industri, karena ada harapan pasar China kembali dapat dimasuki tanpa hambatan setelah terciptanya damai dagang.
Indeks sektor industri di DJIA naik 1,09% sementara di S&P 500 melesat 1,32%. Saham Caterpillar lompat 3,45% dan MMM terdongkrak 3,46%.
Saham-saham energi juga pulih karena harga minyak rebound. Pada pukul 04:26 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,73% dan light sweet menguat 0,5%. Sebelumnya, harga minyak sempat anjlok di kisaran 7%.
Sepertinya harga minyak yang sudah murah kembali menarik di mata investor. Dalam sebulan terakhir, harga brent anjlok 17,53% sedangkan light sweet amblas 22,74%. Koreksi yang sangat dalam.
Saham Exxon Mobil melesat 1,03% dan Chevron meroket 2,05%. Hasilnya, indeks sektor energi di DJIA menanjak 1,44% dan di S&P 500 melesat 1,65%.
Kemudian, rebound yang dialami saham Apple juga membuat Wall Street bangkit. Setelah 5 hari terjun bebas, harga saham Apple melonjak 2,47%. Sama seperti minyak, investor menilai harga saham produsen iPhone ini sudah terlampau murah karena sudah anjlok 11,03% dalam 5 hari terakhir.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular