Newsletter

Khashoggi Tewas Dikeroyok, Trump Masih Penasaran

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2018 05:32
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Sentimen ketiga adalah harga minyak. Ada kemungkinan harga si emas hitam naik karena kekhawatiran penurunan pasokan. 

Mengutip Reuters, produksi di sejumlah anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) menurun. Produksi di Iran pada September turun 376.000 barel/hari, sementara di Venezuela turun 189.000 barel/hari dan Angola turun 17.000 barel/hari. 

Pada Juni lalu, para anggota OPEC sepakat untuk menggenjot produksi sampai 1 juta barel/hari. Namun sejauh ini komitmen tersebut masih belum terlaksana sepenuhnya. "Kami sedang mengerjakannya," ujar Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, dikutip dari Reuters. 

Penurunan produksi di sejumlah negara yang belum bisa tertutup akan membuat pasokan minyak dunia berkurang. Ini tentu akan menjadi sinyal bagi kenaikan harga si emas hitam. 

Kenaikan harga minyak akan menjadi sentimen positif bagi IHSG, karena membuat emiten migas dan pertambangan lebih diapresiasi pasar. Namun bagi rupiah, kenaikan harga minyak adalah kabar buruk karena membuat impor migas membengkak. Ini akan menekan neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) sehingga melemahkan fundamental rupiah. 

Sentimen keempat adalah perkembangan yield obligasi pemerintah AS. Akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ditutup di 3,202% atau naik 2,7 bps dibandingkan penutupan hari sebelumnya. 

Kenaikan yield adalah peluit untuk memanggil penguatan dolar AS. Investor cenderung 'membanting' obligasi AS jelang lelang dengan tujuan menaikkan yield dan menurunkan harga.  

Lelang selanjutnya adalah pada 22 Oktober waktu setempat, yaitu untuk tenor 13 dan 26 pekan. Target indikatif dalam lelang itu adlaah US$ 45 miliar untuk tenor 13 pekan dan US$ 39 miliar untuk tenor 26 pekan. 

Yield di pasar sekunder akan menjadi patokan penentuan kupon kala lelang. Oleh karena itu, investor kemudian berlomba-lomba mengerek yield setinggi mungkin dengan melakukan aksi jual secara masif. Tujuannya adalah agar penawaran kupon di lelang bisa maksimal. 

Saat lelang sudah semakin dekat dan yield sudah terkerek, investor kemudian memburu dolar AS sebagai amunisi untuk berburu obligasi. Permintaan dolar AS meningkat, dan nilainya menjadi semakin mahal atau menguat. Rupiah perlu mewaspadai risiko ini. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular