Newsletter

Khashoggi Tewas Dikeroyok, Trump Masih Penasaran

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2018 05:32
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah Wall Street yang cenderung merah pada perdagangan akhir pekan lalu. Jangan-jangan virus koreksi dari Wall Street masih ada dan siap menular ke bursa saham Asia, termasuk IHSG. 

Sentimen kedua adalah kelanjutan kasus terbunuhnya kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Turki). Pemerintah Arab Saudi sudah menyatakan bahwa Khashoggi tewas terbunuh di sana akibat perkelahian yang tidak seimbang, 1 lawan 15.

Namun, Presiden AS Donald Trump tidak percaya begitu saja. Menurutnya Riyadh masih memiliki hal yang ditutupi. 

"Jelas ada dusta, ada kebohongan," tegas Trump. Namun, Trump masih terlihat membela Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Dia berharap sang pangeran tidak terlibat dalam pembunuhan ini. 

"Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa beliau bertanggung jawab, tapi tidak ada pula yang mengatakan beliau tidak bertanggung jawab. Kita belum sampai ke sana. Saya akan senang kalau beliau tidak terlibat," tuturnya. 

Bukan apa-apa, Trump memang tidak ingin merusak hubungan dengan Arab Saudi mengingat adanya komitmen pembelian senjata. Tahun lalu, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar. 

"Itu adalah pemesanan terbesar sepanjang sejarah, akan lebih menyakitkan bagi kami daripada mereka kalau sampai batal. Kemudian mereka akan melirik Rusia atau China. Itu tentu akan menyakitkan bagi kami," tegasnya. 

Dengan pernyataan resmi pemerintah Arab Saudi, sentimen kasus terbunuhnya Khashoggi mungkin sudah mereda. Namun sepertinya Trump masih menyimpan rasa penasaran.

Bila ada bukti baru yang menunjukkan Khashoggi disiksa dan dimutilasi, seperti laporan The New York Times dan berbagai media di Turki, maka Trump bisa murka. 

Badan Intelijen AS (CIA), mengutip Washington Post, sudah mendengar rekaman audio yang menggambarkan proses penyiksaan terhadap Khashoggi. Namun rekaman ini belum dimunculkan ke publik. Trump tertarik untuk melihat bukti kunci ini, tetapi belum kesampaian. 

"Saya mendengar ada rekaman. Namun belum ada yang menunjukkannya kepada saya," ujarnya. 

Jika Trump atau Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bisa mendengar dan membuktikan keabsahan rekaman ini, maka situasi akan berubah. Bisa jadi Washington tidak lagi ramah kepada Riyadh dan membuat suasana di Timur Tengah menegang. 

Ketegangan ini bisa menjadi faktor yang membuat pelaku pasar cemas. Ketika ada risiko geopolitik yang besar, investor lebih memilih bermain aman dan enggan mengambil risiko. Ini adalah kabar baik bagi dolar AS, tetapi tidak untuk IHSG dan rupiah. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular