
Polling CNBC Indonesia
Konsensus Pasar: September Terjadi Deflasi 0,02%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 September 2018 17:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar memperkirakan Indonesia akan kembali mengalami deflasi secara bulanan pada September 2018. Sementara secara tahunan, laju inflasi masih terkendali di kisaran 3%.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data Indeks Harga Konsumen edisi September 2018 pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan secara bulanan atau month-to-month (MtM) terjadi deflasi 0,02%.
Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) akan terjadi inflasi 3,055%. Kemudian inflasi inti tahunan berada di 2,86%.
Pada Agustus, BPS mencatat terjadi deflasi 0,05% secara bulanan. Kemudian inflasi tahunan berada di 3,2% dan inflasi inti tahunan sebesar 2,9%.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan ada deflasi secara bulanan pada September, dengan besaran 0,06%. Ini membuat inflasi tahunan berada di 3,02%.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengatakan bahwa harga bahan pangan masih turun di antaranya bawang merah dan cabai merah. Selain itu, tarif angkutan umum juga turun karena sudah melewati puncak masa liburan.
Sejauh ini, BI menilai depresiasi rupiah belum terlalu banyak mempengaruhi inflasi. Sebagai informasi, rupiah melemah 0,61% selama 1-28 September. Namun dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, rupiah anjlok 11,69%.
"Kami tidak melihat dampak exchange rate passthrough ke inflasi karena permintaan domestik kita masih di bawah tingkat output potensialnya. Inflasi dari sisi permintaan masih rendah, ekspektasi inflasi juga terjaga rendah," papar Perry.
Selain itu, sambung Perry, sejauh ini pengusaha juga masih belum terlalu membebankan dampak pelemahan kurs ke harga jual. Pengusaha lebih memilih melakukan efisiensi ketimbang harus menaikkan harga.
"Survei kami kepada para pengusaha menunjukkan ada sebagian yang tidak mau menaikkan harga. Sebagian besar pengusaha memilih mengurangi margin atau meningkatkan efisiensi," ungkapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data Indeks Harga Konsumen edisi September 2018 pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan secara bulanan atau month-to-month (MtM) terjadi deflasi 0,02%.
Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) akan terjadi inflasi 3,055%. Kemudian inflasi inti tahunan berada di 2,86%.
Institusi | Inflasi MtM (%) | Inflasi YoY (%) | Inflasi Inti (% YoY) |
Bank Danamon | -0.01 | 3.06 | 2.86 |
ING | 0.4 | 3.1 | - |
Danareksa Research Institute | -0.08 | 2.99 | - |
BCA | 0.05 | 3.12 | 2.65 |
CIMB Niaga | 0.02 | 3.09 | - |
Bank Mandiri | -0.05 | 3.02 | 2.87 |
Maybank Indonesia | -0.03 | 3.04 | 2.87 |
Bank Permata | -0.05 | 3.02 | 2.74 |
BTN | -0.02 | 3.05 | 2.82 |
Barclays | - | 3.39 | 2.95 |
MEDIAN | -0.02 | 3.055 | 2.86 |
Pada Agustus, BPS mencatat terjadi deflasi 0,05% secara bulanan. Kemudian inflasi tahunan berada di 3,2% dan inflasi inti tahunan sebesar 2,9%.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan ada deflasi secara bulanan pada September, dengan besaran 0,06%. Ini membuat inflasi tahunan berada di 3,02%.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengatakan bahwa harga bahan pangan masih turun di antaranya bawang merah dan cabai merah. Selain itu, tarif angkutan umum juga turun karena sudah melewati puncak masa liburan.
Sejauh ini, BI menilai depresiasi rupiah belum terlalu banyak mempengaruhi inflasi. Sebagai informasi, rupiah melemah 0,61% selama 1-28 September. Namun dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, rupiah anjlok 11,69%.
"Kami tidak melihat dampak exchange rate passthrough ke inflasi karena permintaan domestik kita masih di bawah tingkat output potensialnya. Inflasi dari sisi permintaan masih rendah, ekspektasi inflasi juga terjaga rendah," papar Perry.
Selain itu, sambung Perry, sejauh ini pengusaha juga masih belum terlalu membebankan dampak pelemahan kurs ke harga jual. Pengusaha lebih memilih melakukan efisiensi ketimbang harus menaikkan harga.
"Survei kami kepada para pengusaha menunjukkan ada sebagian yang tidak mau menaikkan harga. Sebagian besar pengusaha memilih mengurangi margin atau meningkatkan efisiensi," ungkapnya.
Next Page
Inflasi Aman, Tapi Harus Waspada
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular