Polling CNBC Indonesia

Konsensus Pasar: Inflasi Agustus 0,07% MtM, 3,33% YoY

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 September 2018 08:56
Konsensus Pasar: Inflasi Agustus 0,07% MtM, 3,33% YoY
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi Indonesia pada Agustus 2018 diperkirakan melambat secara bulanan. Hal ini seiring siklus penurunan permintaan setelah mencapai puncaknya pada periode Ramadan-Idul Fitri. 

Namun secara tahunan, laju inflasi diperkirakan tetap terakselerasi. Ini menandakan daya beli masyarakat meningkat. 

Badan Pusat Statistik dijadwalkan merilis data inflasi Agustus pada awal pekan ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/MtM).  

Kemudian inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) diperkirakan 3,33%. Sedangkan inflasi inti YoY ada di 2,89%. 

InstitusiInflasi MtM (%)Infasi YoY (%)Inflasi Inti (% YoY)
Danareksa0.043.29-
Bahana Sekuritas0.143.42.85
BCA0.083.342.71
BTN-0.023.243.03
ING03.3-
Maybank Indonesia0.083.342.89
Bank Danamon0.073.332.89
Standard Chartered0.093.352.91
Bank Permata0.063.322.84
MEDIAN0.073.332.89
 
Bila realisasi inflasi sesuai dengan konsensus, maka laju inflasi 2018 akan melambat lumayan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juli, inflasi MtM ada di 0,28%. 

Meski begitu, secara tahunan malah terjadi akselerasi yang cukup tajam karena inflasi Juli secara YoY adalah 3,18%. Inflasi inti juga menunjukkan akselerasi, karena posisi Juli ada di 2,87%. 

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa konsumsi masyarakat menggeliat. Produsen masih punya ruang untuk menaikkan harga karena tetap bisa diserap oleh konsumen. 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi Agustus sebesar 0,06% MtM. Ini membuat inflasi secara YoY ada di 3,19%. Proyeksi BI lebih optimistis dibandingkan pelaku pasar. 

Walau inflasi rendah, BI melihat tidak ada pertanda perlambatan konsumsi atau daya beli. Hal ini terlihat dari fungsi intermediasi perbankan yang meningkat. 

"Message-nya, inflasi sangat rendah. Kondisi stabilitas sistem keuangan kita terjaga, intermediasi juga kuat. Dari berbagai indikator ekonomi makro kita, stabilitas ekonomi, pertumbuhan juga terjaga," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI. 

Menurut catatan BI, pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2018 adalah 10,7% YoY. Lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 10,3% YoY. Sampai akhir tahun ini, BI memperkirakan kredit perbankan tumbuh dalam kisaran 10-12%. 

Damhuri Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, menilai salah satu penyebab rendahnya inflasi Agustus adalah penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok. Bahkan ada kemungkinan kelompok bahan makanan mengalami deflasi. 

Namun, Damhuri menggarisbawahi tekanan inflasi Agustus bisa berasal dari biaya pendidikan. Tahun ajaran baru masih akan berlangsung sampai September. 

"Tahun ajaran baru yang berlangsung pada Juli-September setiap tahunnya akan menyebabkan inflasi kelompok pengeluaran pendidikan mengalami kenaikan yang signifikan. Meski demikian, inflasi kelompok pengeluaran lainnya relatif stabil sehingga secara keseluruhan laju inflasi bulanan pada Agustus relatif rendah," kata Damhuri. 

Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, justru menilai cukup banyak risiko tekanan inflasi pada Agustus. Untuk kelompok bahan makanan, ada momentum Hari Raya Idul Adha yang meningkatkan permintaan sehingga harga terkerek ke atas. 

Selain itu, lanjut Satria, kenaikan harga komoditas global juga menyebabkan tekanan inflasi. Sepanjang Agustus 2018, harga rata-rata minyak jenis brent adalah US$ 73,84/barel. Melonjak 42,35% dibandingkan periode yag sama tahun sebelumnya.  

"Padahal inflasi inti stabil. Percepatan laju inflasi lebih disebabkan oleh komponen volatile," ujar Satria.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular