
Polling CNBC Indonesia
Konsensus Pasar: Inflasi Agustus 0,07% MtM, 3,33% YoY
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 September 2018 08:56

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi Agustus sebesar 0,06% MtM. Ini membuat inflasi secara YoY ada di 3,19%. Proyeksi BI lebih optimistis dibandingkan pelaku pasar.
Walau inflasi rendah, BI melihat tidak ada pertanda perlambatan konsumsi atau daya beli. Hal ini terlihat dari fungsi intermediasi perbankan yang meningkat.
"Message-nya, inflasi sangat rendah. Kondisi stabilitas sistem keuangan kita terjaga, intermediasi juga kuat. Dari berbagai indikator ekonomi makro kita, stabilitas ekonomi, pertumbuhan juga terjaga," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI.
Menurut catatan BI, pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2018 adalah 10,7% YoY. Lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 10,3% YoY. Sampai akhir tahun ini, BI memperkirakan kredit perbankan tumbuh dalam kisaran 10-12%.
Damhuri Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, menilai salah satu penyebab rendahnya inflasi Agustus adalah penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok. Bahkan ada kemungkinan kelompok bahan makanan mengalami deflasi.
Namun, Damhuri menggarisbawahi tekanan inflasi Agustus bisa berasal dari biaya pendidikan. Tahun ajaran baru masih akan berlangsung sampai September.
"Tahun ajaran baru yang berlangsung pada Juli-September setiap tahunnya akan menyebabkan inflasi kelompok pengeluaran pendidikan mengalami kenaikan yang signifikan. Meski demikian, inflasi kelompok pengeluaran lainnya relatif stabil sehingga secara keseluruhan laju inflasi bulanan pada Agustus relatif rendah," kata Damhuri.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, justru menilai cukup banyak risiko tekanan inflasi pada Agustus. Untuk kelompok bahan makanan, ada momentum Hari Raya Idul Adha yang meningkatkan permintaan sehingga harga terkerek ke atas.
Selain itu, lanjut Satria, kenaikan harga komoditas global juga menyebabkan tekanan inflasi. Sepanjang Agustus 2018, harga rata-rata minyak jenis brent adalah US$ 73,84/barel. Melonjak 42,35% dibandingkan periode yag sama tahun sebelumnya.
"Padahal inflasi inti stabil. Percepatan laju inflasi lebih disebabkan oleh komponen volatile," ujar Satria.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Walau inflasi rendah, BI melihat tidak ada pertanda perlambatan konsumsi atau daya beli. Hal ini terlihat dari fungsi intermediasi perbankan yang meningkat.
"Message-nya, inflasi sangat rendah. Kondisi stabilitas sistem keuangan kita terjaga, intermediasi juga kuat. Dari berbagai indikator ekonomi makro kita, stabilitas ekonomi, pertumbuhan juga terjaga," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI.
Menurut catatan BI, pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2018 adalah 10,7% YoY. Lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 10,3% YoY. Sampai akhir tahun ini, BI memperkirakan kredit perbankan tumbuh dalam kisaran 10-12%.
Damhuri Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, menilai salah satu penyebab rendahnya inflasi Agustus adalah penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok. Bahkan ada kemungkinan kelompok bahan makanan mengalami deflasi.
Namun, Damhuri menggarisbawahi tekanan inflasi Agustus bisa berasal dari biaya pendidikan. Tahun ajaran baru masih akan berlangsung sampai September.
"Tahun ajaran baru yang berlangsung pada Juli-September setiap tahunnya akan menyebabkan inflasi kelompok pengeluaran pendidikan mengalami kenaikan yang signifikan. Meski demikian, inflasi kelompok pengeluaran lainnya relatif stabil sehingga secara keseluruhan laju inflasi bulanan pada Agustus relatif rendah," kata Damhuri.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, justru menilai cukup banyak risiko tekanan inflasi pada Agustus. Untuk kelompok bahan makanan, ada momentum Hari Raya Idul Adha yang meningkatkan permintaan sehingga harga terkerek ke atas.
Selain itu, lanjut Satria, kenaikan harga komoditas global juga menyebabkan tekanan inflasi. Sepanjang Agustus 2018, harga rata-rata minyak jenis brent adalah US$ 73,84/barel. Melonjak 42,35% dibandingkan periode yag sama tahun sebelumnya.
"Padahal inflasi inti stabil. Percepatan laju inflasi lebih disebabkan oleh komponen volatile," ujar Satria.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular