
Ujian Puasa: Harga Pangan Makin Mahal, Inflasi Maret Diramal Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan melesat pada Maret 2024 seiring meningkatnya permintaan selama Ramadhan.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Maret 2024 pada Senin (1/4/2024).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Maret 2024 akan mencapai 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,88% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,71%.
Sebagai catatan, inflasi pada Februari 2024 tercatat 2,75% (yoy) dan 0,37% (mtm) sementara inflasi inti mencapai 1,68% (yoy).
Dalam catatan BPS, inflasi secara bulanan biasanya melandai pada Maret 2024 karena musim panen. Sepanjang periode 2019-2023 atau lima tahun terakhir, inflasi (mtm) Maret mencapai 0,11%. Kendati demikian, inflasi (mtm) pada Maret 2024 masih lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya karena ada Ramadhan. Seperti diketahui, Ramadhan di Indonesia dimulai pada 12 Maret 2024 hingga 9 April 2024.
Ramadhan adalah periode puncak konsumsi masyarakat Indonesia karena lonjakan permintaan barang dan jasa. Harga bahan makanan juga biasanya melambung selama Ramadhan, seperti telur dan daging.
Ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, menjelaskan sejumlah komoditas menyumbang inflasi pada Januari yakni gula, minyak goreng, daging sapi, telur, bawang putih, bawang merah, tepung, dan rokok. Namun, sebagian komoditas pangan justru turun seperti cabai.
Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan inflasi (mtm) akan meningkat karena naiknya aktivitas domestik dan permintaan rumah tangga selama Ramadhan.
Harga komoditas pangan seperti telur, daging sapi, dan daging ayam naik karena permintaan menjelang Idul Fitri.
Masuk pekan ketiga masa Ramadan 2024, harga sejumlah bahan bangan pokok dan strategis terpantau merangkak naik. Bahkan, harga beras yang sempat melandai kembali naik.
Di Jakarta, harga bawang putih tertinggi dilaporkan mencapai Rp50.000 per kg, di Pasar Tebet Barat. Sedangkan termurah di Pasar Minggu, Rp40.000 per kg.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah beras, gula, bawang putih, telur dan daging ayam.
Harga beras rata-rata tercatat Rp 15.907 per kg per Maret atau naik 3,34% dibandingkan Februari. Harga bawang putih terbang 4,2% menjadi Rp 42.502 per kg pada Maret. Harga gula merangkak naik 1,4% menjadi Rp 18.135 per kg. Harga telur ayam melambung 8,43% menjadi Rp 32.178 per kg.
Rata-rata harga daging ayam per kg naik 4% menjadi Rp 38.785 per kg.
Berbeda dengan komoditas pangan, harga BBM yang dijual PT Pertamina stagnan pada Maret 2024 sehingga bisa meredam inflasi.
PT Pertamina (Persero memutuskan menahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis BBM non subsidinya di seluruh SPBU se-Indonesia per 1 Maret 2024 ini. Di luar Pertamina, Badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia menaikkan jenis harga BBM-nya di SPBU per 1 Maret 2024 ini. Diantaranya SPBU Shell Indonesia dan BP-AKR dan Vivo.
Ambil contoh jenis BBM Shell Super 92, dari harga sebelumnya Rp 13.540 per liter naik menjadi Rp 14.530 per liter per 1 Maret 2024. Kemudian, Shell V-Power dengan kenaikan harga yang sama atau dari Rp 14.380 per liter menjadi Rp 15.360per liter.
Lalu BBM Shell V-Power Nitro+ yang harganya dari Rp 14.630 per liter menjadi Rp 15.650 per liter. Sementara Shell V-Power Diesel dari sebelumnya Rp 15.270 per liter, naik menjadi Rp 16.140 per liter.
Secara historis, inflasi pada Ramadhan memang selalu melonjak. Pengecualian terjadi pada Ramadhan 2020 di mana bulan Puasa berlangsung hanya sebulan dari pandemi global Covid-19.
Dalam tujuh tahun terakhir, rata-rata inflasi Ramadhan menembus 0,4%. Sebelum pandemi, inflasi Ramadhan bahkan menembus 0,52%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)